Mohon tunggu...
bayu aryadani
bayu aryadani Mohon Tunggu... Relawan - tidak ada

kuliah di Universitas Mataram FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Mengikuti Organisasi HMP2K

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

IPM Rendah, Kado Buruk HUT NTB ke-62

17 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 17 Desember 2020   21:30 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayu aryadani (Dokpri)

Badan pusat statistik Nusa Tenggara Barat telah merilis posisi IPM NTB posisi ke 29 atau sama dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan IPM ini adalah yang paling buruk dari tahun-tahun sebelumnya sebab hanya meningkat 0,16%.

Dalam berita yang ditulis oleh suara NTB tertanggal 16 Desember 2020, hal yang paling bobrok adalah indikator pengeluaran masyarakat NTB perkapitanya. Dalam berita tersebut tertulis bahwa Pengeluaran per kapita masyarakat NTB pada tahun 2020 mencapai 10,35 juta rupiah per tahun. Dengan kata lain, setiap bulannya rata-rata satu orang penduduk NTB mengeluarkan sekitar 863 ribu rupiah pada tahun 2020.

Angka ini begitu mengerikan apabila coba dihitung dalam realitas kehidupan sesungguhnya. Mari coba kita hitung apabila dalam satu kepala keluarga terdapat 4 orang. 

Apabila satu orang makan nasi bungkus 5ribuan dengan 3 kali makan dalam sehari maka 1 orang akan mengeluarkan 15rb hanya utk satu hari makan saja. Itu artinya perhari satu kepala keluarga harusnya menghabiskan 60ribu perhari atau 1,8 juta perharinya. Maka, dengan uang hanya 863 ribu hanya bisa memberi makan 2 orang saja selama 29 hari.

Inilah kesejahteraan pada era NTB Gemilang. Lalu apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini ? Mereka terus berbuat sesuatu tapi tentunya kita harus jeli mendagnosis penyakit untuk dapat menemukan obatnya yang tepat itu apa.? Dimana penyakit NTB sehingga pengeluaran perkapitanya hanya 800 ribuan perbulan. 

Mari kita tengok jaminan pendapatan dan sumber mata pencaharian NTB untuk mengetahui sumber masalahnya. Mayoritas NTB adalah petani, jaminan harga pertanian, jaminan pupuk, jaminan obat-obatan. Pemerintah harus ada dalam memberi jaminan tersebut. Jaminan inilah yang menjadi nyawa dari peningkatan kesejahteraan NTB yang mayoritas adalah petani. 

Namun akhir2 ini, pemerintah daerah malah lebih habis2an pada program industrialisasi. Apakah industrialisasi itu penting.? Jelas penting, namun industrialisasi tanpa memberikan kepastian harga dan jaminan produk2 pertanian seperti pupuk dan obat-obatan sama saja seperti program yang sekedar gagah-gagahan namun sebenarnya membohongi diri sendiri. Pabrik dibuat, tapi harga serapan hasil pertanian anjlok itu namanya semelekete bos wkwkwk...

Terkadang gajah didepan mata tak nampak namun semut diseberang lautan terlihat jelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun