Dear Saudaraku di kampung halaman. Tidak perlu mengkhawatirkannya diriku di sini. Nikmati saja perayaan lebaran di sana dengan keceriaan. Nikmati saja kerenyahan rempeyek kacang tanah buatan istrimu. Aku mengerti, memang berat berdiri pada masalah semacam ini. Biarlah kamu bercerita tanpa kehadiranku.
Dear Saudaraku di kampung halaman. Meski lebaran kali ini tanpa guyonan dariku. Kita masih bisa bertatap muka secara daring. Meski gambar videonya pasti kurang jelas. Bukan karena gadgetmu saudaraku, tapi karena kualitas jaringan di sana masih 2G. Ya bagaimana lagi? Nanti bakal aku kirim foto juga, sebagai obat kangen pada diriku.
Dear Saudaraku di kampung halaman. Aku bukan tidak mau pulang. Keadaan menghalangi diriku melangkah pergi dari perantauan. Ini bukan kehendak diriku dan bukan kehendak dirimu pula. Ini kehendak Tuhan melalui keputusan negara. Melarang aktivitas pulang kampung. Memperketat pendisiplinan prokes.
Dear Saudaraku di kampung halaman. Jangan kau menangis karena diriku yang tak boleh pulang. Aku harap kamu berlapang dada menerima kenyataan pahit ini.
Dear Saudaraku di kampung halaman. Izinkan aku menangis kala lebaran tiba. Menangisi keputusanku yang tak berani melanggar aturan pemerintah. Menangisi keinginanku yang teramat rindu denganmu, saudaraku.
Dear Saudaraku di kampung halaman. Izinkan aku menangis kala lebaran tiba.
Bayu Samudra