Lebih lanjut Dian Laksmi P. mengatakan, Kawasan imogiri sendiri menjadi salah satu bagian dari segmen perjalanan sejarah panajang mataram Islam, cikal bakal Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dimulai dari Kotagede, kerto pleret dan surutnya para raja kemudian menjadi tinggal di Imogiri (Makam Pajimatan Imogiri). Â
KOTA GEDE sebagai awal puncak dari cikal bakal terbentuknya mataram Islam dengan kraton Ksultanan ini kemudian puncak kejayaannya di Kerto Pleret dengen keberadaan kraton Sultan Agung dan Amangkurat I kemudian Imogiri sebagaii tempat surut atau peristirahatan terahir para raja Mataram Islam.
Sejalan dengan hal tersebut, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyampaikan bahwa Masyarakat Imogiri ini melanjutkan produksi budaya yang diwariskan oleh leluhur kita berupa wayang, batik, dan keris. Tiga tiganya ini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.Â
Sejalan dengan itu, wayang ini sudah diproses untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual yaitu Indikasi Geografis. Sehingga Tatah Sungging wayang pucung ini tidak boleh ditiru, karena memikliki keunikan yang tidak sama dengan daerah lain. Wayang pucung ini sepesial, baik dari sisi teknik pembuatannya maupun bahan bakunya. Oleh karenanya, Bupati juga mengajak masyarakat untuk terus melestarikan budaya, termasuk etos kerja . Imbuhnya
Banyak kegiatan yang ditampilkan dalam Festival Budaya Imogiri ini, selain pagelaran wayang dalang cilik. ada juga sarasehan budaya, lomba fotografi, lomba mewarna situs cagar budaya, lomba menulis aksara jawa dan masih banyak lagi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI