Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

âž¡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bersama Covid-19 Kemenparekraf Dihadapkan pada Dua Sisi Mata Pedang

8 Juni 2020   22:11 Diperbarui: 18 Juni 2020   02:40 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wastafel tanah liat/tempat cuci tangan.

Saat ini kita masih diselimuti rasa was was dengan adanya pandemi covid-19 ini. Meskipun pemberitaan di media banyak kita simak mulai diberlakukannya fase kenormalan baru. 

Artinya sedikit ada perubahan kondisi dari yang kemaren sangat ketat aturan yang diberlakukan terhadap masyarakt untuk tidak keluar rumah jika tidak begitu penting.

Namun saat ini sudah ada tanda tanda pengendoran aturan serta mulai ada aktifitas di luar rumah kendati masih tetap harus mematuhi aturan social distancing, wajib mengenakan masker dan selalu cuci tangan dengan sabun. 

Inilah perilaku yang dimaksud dalam konsep fase kenormalan baru atau new normal.

Pandemi covid-19 ini di Indoneisa telah menyebabkan 1.883 orang meninggal per hari ini Minggu  tanggal 8 Juni 2020 (Sumber: Wikipedia)

Selain menyebabkan sekian ribu orang meninggal, covid-19 ini juga melemahkan sendi utama ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata.  

Bencana Dalam Industri Pariwisata
Bencana dalam dunia pariwisata ada dikenal dua hal atau jenis dalam koridor pariwisata; yakni  krisis dan bencana. 

Secara sederhana, krisis dapat diartikan sebagai kejadian yang diakibatkan oleh adanya campurtangan manusia atau keterlibatan manusia sebagai mediatornya.

Ha Ini bisa mengacu pada terorisme yang menyebabkan rasa tidak aman dan bisa mempengaruhi menurunnya kunjungan wisata.

Sedangkan bencana adalah fenomena alam yang muncul tiba-tiba, mulai dari angin topan, tanah longsor, tsunami, juga gempa bumi. Inilah yang disebut dengan bencana alam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun