Mohon tunggu...
fatwa diana widi
fatwa diana widi Mohon Tunggu...

Pengrajin batik khas pemalang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sejarah Perusahaan Batik Arta Kencana

22 Desember 2014   05:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berpedoman wanita bekerja adalah sunah, dengan niat bekerja tetapi tidak meninggalkan wajibnya mengurus keluarga maka pada tahun 2004 Batik  " Arta Kencana " didirikan oleh Fatwa Diana Widi, dan merupakan usaha sampingan yang sebelumnya bekerja pada PT. PANAMTEX selama 9 tahun sebagai staf laboratorium pewarnaan tekstil, dan 5 th sebagai guru kimia di SMK TEXMACO Pemalang. Dengan berkembangnya bisnis batik yang ditekuninya, maka satu persatu pekerjaan pokok di tinggalkannya dan mulai menekuni bisnis batik dengan serius.

Awalnya Batik " Arta Kencana" hanya memproduksi atau tepatnya menjual batik sintetis baik cap maupun tulis. Produksi yang di jual adalah barang jadi siap pakai.

Suatu saat dengan seringnya mengikuti pelatihan, salah satunya pelatihan warna alam,maka sejak tahun 2009 Batik " Arta Kencana" mulai mengembangkan dan memproduksi batik menggunakan pewarna alam. Dengan menggunakan pewarna alam didapat kelebihan tersendiri, yaitu warna alam ramah lingkungan dan warna alam mempunyai keunikan dibandingkan batik warna sintetis.

Untuk motif-motif yang dikembangkan oleh Batik " Arta Kencana" tidak hanya batik yang berpakem atau klasik saja , tetapi juga mengembangkan motif modern seperti batik abstrak. Dengan semakin seringnya batik "Arta Kencana" mengikuti pameran-pameran nasioanal di Jakarta dan kota - kota besar,maka desain prodaks batik "Arta Kencana"semakin banyak di kenal.

Salah satu motif yang telah diciptakan dan dikembangkan oleh batik "Arta Kencana" adalah motif batik grombyang.Motif grombyang ini adalah motif yang dikembangkan dari makanan khas Pemalang yaiyu grombyang. Turunan atau fareasi motif yang telah diciptakan dari motif grombyang sudah ada 8 motif. Dengan kerendahan hati, kam ikatakan ini adalah batik yang tercipta dari budaya kekhasan suatu daerah.

Batik merupakan ciri khas Bangsa Indonesia, hanya saja beberapa waktu lalu keberadaan batik sempat diabaiakan oleh sebagian anak bangsa, banyak diantara kita yang berangapan bahwa batik berkesan kuno,kaku dan ketingalan jaman. Sampai pada saat ketika negara tetangga menemukan nilai batik yang sesungguhnya memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi, kemudian berusaha mengakui batik sebagai budaya bangsa mereka.Moment tersebut akhirnya menjadi titik balik sebagai kesadaran bangsa Indonesia bahwa kita harus mempertahankan apa yang dimiliki bangsa Indonesia.

dengan adanya pengakuan batik sebagain warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tanggal 2 oktober 2009, ini merupakan suatu kebangaan sekaligus tanggung jawab bangsa Indonesia pada umumnya, Khususnya masyarakat Pemalang untuk tetap melestarikan budaya itu. Begitu juga  Batik "Arta Kencana"  berkeingan juga bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda. Sebagai wujud dan tangungjawabnya, Batik "Arta Kencana" sering mengadakan pelatihan membatik sebagai siswa sekolah maupun umum untuk belajar membatik.

Pengalaman mengajarkan kepada kita bahwa ketidak pedulian kita terhadap batik sbelumnya dikarenakan kita tidak mengenal batik yang sesungguhnya, tak kenal maka tak sayang, demikianlah kata pepatah bijak. Oleh karena itu mengenalkan batik sejak dini pada generasi bangsa dinilai sangat perlu untuk menimbulkan rasa memiliki dan cinta terhadap batik.   Sehingga kelak akan lahir generasi bangsa yang bisa menghargai, mencintai dan memiliki kebangaan pada budaya bangsa serta diharapkan mampu melestarikannya sehingga batik akan menjadi warisan  budaya bangsa yang tak lekang oleh waktu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun