Mohon tunggu...
batara tobing
batara tobing Mohon Tunggu... Akuntan - Memperluas dan berbagi wawasan

Purna bhakti ASN

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gagal Kedua Setelah Piala Dunia U20

13 Maret 2024   23:26 Diperbarui: 13 Maret 2024   23:27 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nampaknya, sekali ini rasa percaya diri ketua PSSI Eric Thohir kembali terbentur birokrasi dan dugaan politisasi soal naturalisasi pemain sepakbola warganegara Belanda keturunan Indonesia yang telah bersedia membela tim nasional Indonesia dengan sukarela untuk beralih kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia.

Beberapa hari yang lalu sidang komisi X dan komisi III DPR telah resmi ketok palu persetujuan pengalihan warga negara naturalisasi pesepakbola asal Belanda yang dimintakan oleh pemerintah melalui PSSI dan Kementerian Pemuda & Olah raga untuk dapat memperkuat tim nasional sepakbola Indonesia yaitu Marthin Paes, Ragnar Oratmangoen dan Tom Haye untuk menjadi warganegara Indonesia.
Dengan persetujuan DPR tersebut, pemain sepakbola Belanda keturunan Maluku yang dimintakan persetujuan alih warga negara nya ke DPR oleh pemerintah itu tentu menjadi berita gembira bagi rakyat penggemar sepakbola Indonesia yang telah lama menanti nantikan momen ini.

Selasa tanggal 12 Maret 2024, Ragnar Oratmangoen dan Tom Haye dijadwalkan sudah dapat diambil sumpahnya sebagai warganegara Indonesia, oleh sebab itulah PSSI dan Kemenpora berusaha bekerja ekstra keras mengingat pada tanggal 13 Maret 2024 adalah batas akhir pendaftaran nama nama pemain timnas Indonesia yang diajukan untuk pertandingan penyisihan piala dunia melawan Vietnam ditanggal 21 Maret 2024.
Tanpa paspor Indonesia yang dipegang oleh pemain sepakbola, tentu mereka tidak dapat didaftarkan.
Indonesia butuh kedua pemain hebat ini untuk didaftarkan di timnas membela Indonesia di ajang piala dunia.
Itulah sebabnya PSSI dengan yakin dan percaya diri mendatangkan pemain sepakbola Belanda ini untuk diambil sumpah, jadilah kedua pemain sepakbola terbang ke Indonesia dan tiba di Jakarta untuk acara pengambilan sumpah warga negara melalui naturalisasi di Kanwil Kemenkumham Jakarta.
PSSI dan Kemenpora tampaknya begitu yakin setelah ketok palu anggota legislatif di sidang DPR, Keputusan Presiden (Keppres) tentang alih warga negara dan administrasi pengambilan sumpah dapat selesai sebelum tanggal 13 Maret 2024, batas waktu pendaftaran pemain ke FIFA.

Apa daya, walaupun sidang DPR telah berusaha gercep, gerak cepat soal urusan peralihan warga negara melalui proses naturalisasi ini, namun urusan birokrasi dan administrasi tidak seperti yang dibayangkan oleh pencinta sepakbola nasional.
Walau organ negara itu bekerja baik dan lancar, segera bersidang usai masa reses DPR, ketok palu, namun satu dokumen administrasi saja terkendala maka macetlah urusan selanjutnya.
Begitulah yang terjadi dalam rencana pengambilan sumpah kedua pemain sepakbola ini, gagal administrasi disebabkan satu dokumen yaitu belum mendapatkan tanda tangan dalam proses administrasi pengambilan sumpah warganegara.
Menurut penjelasan Menteri Pemuda dan Olahraga,  macetnya dokumen administrasi dimaksud menyangkut  tanda tangan ketua DPR sebagai persyaratan tata naskah urusan Keppres dan pengambilan sumpah warga negara selanjutnya.
Maka gagal lah kedua pemain sepakbola Belanda berdarah Indonesia, Ragnar Oratmangoen dan Tom Haye yang telah tiba di Jakarta untuk mendapatkan paspor Indonesia dan gagal pula untuk memperkuat tim nasional Indonesia di pertandingan pra piala dunia melawan Vietnam. Padahal PSSI telah berusaha gigih merayu para pemain itu untuk bersedia membela merah putih dan bersedia melepas kewarga negaraan Belanda mereka selama ini.
Sebetulnya, dengan melepas warga negara Belanda tentu pemain dirugikan karir nya mengingat beberapa asosiasi sepakbola eropa memperketat syarat bagi pemain diluar warga eropa bermain di liga mereka, terutama dari negara dengan ranking FIFA yang rendah.
Itulah sebabnya para pemain naturalisasi berdarah keturunan Indonesia di Eropa ini mendapatkan apresiasi atas kecintaan mereka terhadap tanah leluhurnya.
Dengan gagalnya proses naturalisasi ini, para penggemar sepakbola nasional pun meradang, kecewa dan sakit hati yang lebih sakit dari sakit gigi.

Seperti biasanya, urusan naturalisasi pemain sepakbola ini oleh para netizen tidak luput pula dikait kaitkan dengan dugaan yang berkaitan soal politik, mengingat ketua DPR yang belum membubuhkan tanda tangan diproses administrasi naturalisasi ini, Puan Maharani dianggap tidak berniat memperlancar urusan naturalisasi ini.
Apalagi kalau bukan dugaan ekses pemilu yang lalu, mungkin kira kira begitu dugaan para netizen pencinta sepakbola, wallahualam bisyawab..

Begitulah kedua pemain sepakbola calon naturalisasi yang telah tiba di Jakarta ini harus kembali ke Belanda dengan sia sia, pulang dengan hati kecewa, mungkin merasa heran sebegitu sulitnya urusan administrasi dan birokrasi di negeri leluhur yang mereka banggakan itu.
Rakyat penggemar sepakbola nasional pun kembali kecewa kedua kalinya setelah diwaktu yang lalu penyelenggaraan Piala Dunia U20 gagal dilaksanakan di Indonesia setelah adu pernyataan para politikus yang berakhir dicabutnya mendat FIFA kepada Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Rakyat penggemar sepakbola yang sebal dengan para birokrat politik penghambat aspirasi mereka ini kembali elus dada sambil berdendang lagu tentang hati yang luka..

Tanjungsari, 13 Maret 2024.
Batara Tobing

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun