Cabe dalam bahasa karo disebut dengan cina. Makna dari cina dua-dua ialah sambal dengan komposisi cabai dan garam. Karena komposisinya hanya terdiri dari dua bahan saja maka dari itu disebut  cina dua-dua. Rata-rata orang karo akan langsung mengerti jika anda menyebut cina dua-dua.
Namun, sambal cina dua-dua ini tidak akan pernah anda temukan di rumah makan di tanah karo. Lebih dari 20 tahun saya tinggal di tanah karo tidak ada satupun rumah makan membuat daftar menu cina dua-dua. Kalau begitu dimana sambal cina dua-dua ini berada? anda akan menemukan jawabannya di "gubuk derita petani" yang akan saya jabarkan.
Kehidupan masyarakat karo sebagaian besar berkaitan dengan pertanian. Walau erat dengan kegiatan berladang, biasanya rumah di pedesaan karo mengelompok. Meski jarak desa ke ladang lumayan jauh, biasanya tidak akan bermalam di ladang sekalipun ada gubuknya.
Sambal yang saya sebut diatas erat kaitannya dengan makan siang di ladang. Pengalaman pribadi saya, ketika liburan sekolah tiba akan ikut bekerja di ladang. Dulu sewaktu saya di kampung, ada dua cara saya pergi ke ladang, pertama berjalan kaki tanpa alas menempuh waktu 30 menitan. kedua, mengendarai gerobak kerbau, kami menyebutnya Gereta Kerbau. Biasanya gerobak kerbau digunakan untuk mengangkut pupuk dari rumah dan mengangkut hasil panen dari ladang.
Seperti yang sudah saya singguh tadi diatas, bahwa umumnya masyarakat karo punya gubuk di ladang. Jika anda tinggal di perkotaan maka nomer rumah digunakan sebagai tanda alamat, lain halnya dengan tanda gubuk petani, kebanyakan diberi label gubuk derita.
Gubuk derita ini berperan besar bagi keberlangsungan pertanian. Biasanya gubuk derita tersebut dijadikan sebagai gudang pupuk dan obat-obatan, dilengkapi juga dengan dapur dan peralatan memasak seadanya.
Sesuai namanya gubuk derita, Â kelayakannya juga kadang tidak diperhatikan (seperti pada gambar ilustrasi diatas). Namun, itulah kehidupan yang berlangsung, sekalipun tempat tersebut terlihat tidak layak tapi telah berkontribusi banyak bagi kehidupan yang patut disyukuri.Â
Berada dalam gubuk derita tersebut tidak seperti namanya, banyak canda tawa ditempat itu. khususnya ketika makan siang tiba.Â
Sudah menjadi kebiasaan kami, hanya membawa nasi yang sudah dimasak ke ladang. Wadah nasi yang kami gunakan dinamai perakaan ada juga yang menyebutnya dengan sumpit nakan.
Namun, tidak lengkap rasanya kalau makan siang dengan sayur favorit dan ikan andalan tanpa sambal istimewa yaitu sambal cina dua-dua.