Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ahmad Heryawan dan Film Mississippi Burning

7 Mei 2013   22:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa, saya melihat seorang Ahmad Heryawan seperti kerbau yang dicucuk hidungnya oleh kepentingan. Dalam keterangan resminya siang ini seperti yang dilansir di berbagai media massa, Ahmad Heryawan mengatakan bahwa  kekerasan yang baru saja terjadi terhadap jemaat Ahmadiyah tidak perlu terjadi jika ajaran Ahmadiyah hilang.  Meski demikian, Ahmad Heryawan pun berkata tidak membenarkan tindakan kekerasan dan pengerusakan yang terjadi di Tasikmalaya baru baru ini. Untuk berita selengkapnya, dapat dibaca di tautan yang berada di akhir artikel ini.

Gubernur Jawa Barat , Ahmad Heryawan . Sumber gambar : kompas.com

Sosok Ahmad Heryawan mengingatkan penulis ke seorang tokoh walikota yang ada didalam Mississippi Burning. Sebuah film drama yang dibuat pada tahun 1988 dengan mengambil latar belakang kisah nyata yang terjadi di Mississipi di tahun 60'an.   Filemnya sendiri berkisah tentang penyelidikan pembunuhan yang dilakukan oleh FBI terhadap 3 orang yang pada saat itu bahkan seluruh kota pun secara tak langsung ikut melindungi. Amerika pada saat itu masih berada pada masa kelam. Dimana tindakan rasialis terhadap kaum kulit hitam masih dilakukan secara terang terangan oleh kaum Kristiani kulit putih yang berlindung didalam kedok agama dan warna kulit. Kebencian terhadap kaum kulit hitam sudah ditanamkan sejak dini. Bahkan dari beberapa penolakan warga yang sudah sadar dan merasa bahwa tindakan rasial itu tidak benar, mereka pun menyadari bahwa selama ini kebencian sudah ditanam atas nama agama. Sejak mereka masih kecil, dan bahkan di sekolah Minggu didalam Gereja mereka sendiri. Membenci kaum kulit hitam , dan segregasi atau pemisahan rasial memang tercantum di Holy Bible, dan mereka semua harus mematuhinya kalau tidak mau dikucilkan atau bahkan dianggap tidak "Kristiani". Tentu, hal tersebut sejatinya tidaklah benar. Hanya karena pemerintahan dan bahkan Gereja dipegang oleh mereka yang memang benar benar membenci kaum kulit hitam, mereka memanfaatkan jalur yang ada untuk menebar kebenciannya.  Ku Klux Klan, itulah mereka. Sekumpulan orang kulit putih yang terkenal dengan baju putih dan tudungnya dan melakukan aksi teror terhadap kaum kulit hitam.

136794040829563247
136794040829563247
Film Mississippi Burning - MGM , 1988. Sumber gambar : wikipedia.com

Didalam filmnya sendiri yang berdasarkan kisah nyata, Mississippi Burning bahkan dengan gamblang menceritakan pembakaran Gereja milik kaum kulit hitam, penyiksaan yang dilakukan dan aksi teror dengan mengatas namakan ras dan agama. Sekalipun terhadap kaum kulit putih yang ingin menyuarakan dan berbicara bahwa tindakan yang mereka lakukan sama sekali tidaklah dibenarkan. Bahkan saat tertangkap hukum sekalipun, hakim yang semestinya berlaku adil masih membawa aura kebencian dan malah justru membebaskan beberapa orang yang telah tertangkap tangan melakukan aksi pembakaran rumah seorang remaja kulit hitam. Salib dibakar. Kulit hitam digantung, seakan nyawa mereka tidak berarti sama sekali. Lantas apa hubungan Ahmad Heryawan sendiri dengan Film Mississippi Burning tadi? Ada seorang tokoh walikota disana. Tampak sedikit bijak. Hanya sedikit, karena pada kenyataannya dia yang mengetahui siapa para pelaku pembunuhan 3 orang itu tidak melakukan apa apa.Hanya mendiamkan saja. Baru setelah segerombolan penegak hukum yang sudah muak melihat ketidak adilan disana menculiknya, dan memaksanya untuk berbicara, dia baru mau memberikan keterangannya. Akhir cerita, para pelaku yang akhirnya tertangkap termasuk didalamnya adalah seorang tokoh masyarakat yang aktivis partai politik, seorang deputy sherrif yang dalam hal ini melambangkan hukum dan beberapa warga sipil pada akhirnya dijatuhi hukuman yang cukup berat untuk kategori saat itu. Antara 7 sampai dengan 10 tahun penjara. Lantas bagaimana dengan sang walikota sendiri? Sang walikota akhirnya ditemukan gantung diri di lantai bawah tanah rumahnya.  Dia sebetulnya tidak terlibat dalam aksi pembunuhan dan teror yang ada di dalam lingkup masyarakatnya. Tetapi dia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.  Karena sebetulnya,  mengetahui kejadian kejadian seperti itu dan  turut diam walaupun tidak ikut didalamnya, mereka sudah sama salahnya dengan yang melakukan. Terutama, apabila dia itu adalah seorang yang sejatinya adalah  seorang pemimpin daerah. Penulis mengajak anda sekalian untuk bersikap waras.  Sudah cukup, kekerasan atas nama agama terjadi di Indonesia sendiri. Apapun perbedaan prinsip yang ada, hendaklah kita sikapi dengan benar. Agama tidak diciptakan untuk melakukan pembenaran atas kekacauan. Tidak perduli ras apapun, suku apapun, agama apapun, darah kita sama sama merah.  Jangan lagi ada kekerasan atas nama agama atau suku. Dan mendiamkan ini terus terjadi, berarti kita sama bersalahnya dengan mereka yang melakukannya. http://regional.kompas.com/read/2013/05/07/13543759/Gubernur.Jabar.Ahmadiyah.Hilang.Masalah.Pun.Hilang http://en.wikipedia.org/wiki/Mississippi_Burning

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun