Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Distorsi Kebebasan ala Francaise

29 Oktober 2020   16:05 Diperbarui: 29 Oktober 2020   16:08 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lupakan sejenak imej sosok tikus Chef di animasi keren Ratatouille, Menara Eiffel dan simbol romantisme tentang Perancis

Terlihat kembali bagaimana orang orang Perancis, dan beberapa lain yang punya  pemikiran yang sama dengan mereka, akan sulit untuk jadi bagian dari sesuatu yang global --- penuh perbedaan dan berjalan bersama sama.

Perancis punya catatan buruk akan apa yang mereka yakini sebagai "sekularisme militant".

Dan pembantaian etnis berdasarkan keyakinan dengan tersimpan rapinta 18 ribu tengkorak kepala dibawah Museum Nasional mereka menjadi saksi bagaimana derap drum Kolonialisasi Perancis menghancurkan desa desa di Zaatcha, pada saat itu. Tentara Perancis menyerbu kota kota dan desa di Algeria dan membunuh dan memenggal semua --- tanpa terkecuali.

Muslim Algerians tepatnya.

Wanita Muslim, dilarang menggunakan hijab dalam keseharian mereka di tempat umum. Diperkuat pada April 2011 dengan Undang Undang yang disahkan mereka didalam negeri untuk menguatkan pendapat mereka dengan dasar " memproteksi pemisahan keyakinan dan bernegara dan alasan keamanan ".

Belum lagi bagaimana para Feminis mereka  pun menyuarakan bahwa hijab adalah bentuk perbudakan terhadap hak hak wanita yang dilegitimasi dalam nama agama --- dalam hal ini Islam maka dari itu melanggar hak asasi Wanita.

Para Feminis ini lupa, bahwa apabila (masih)  berdasar dengan hak asasi yang sama, seorang wanita akan bisa memilih apakah mereka akan mengenakan hijab--- atau tidak. Bukan satu arah.

Islamophobia lebih menjadi dasar kebijakan hipokrit mereka. Berusaha menjual suatu imej Islamis dimana dalam hal ini ya pukul rata (semua) Islam (adalah) Radikalis melawan konsep yang digadang sebagai menghormati kebebasan individu mereka dan praktek sekularisme dalam keseharian.

Anda memperbolehkan seseorang untuk berjalan telanjang di muka publik atas dasar "kebebasan berekspresi dan hak asasi" , tapi melarang seseorang untuk mengenakan atribut yang menutupi aurat mereka atas dasar aturan pribadi dalam beragama, pilihan pribadi atau bahkan mungkin sekedar fashion statement identitas? Disini sepertinya tudingan samir Islamis tak lebih dari pola praktek abad pertengahan serupa perburuan pada sosok klenik nenek sihir.

Yang beda, ya di binasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun