Mohon tunggu...
Basirotin Nadiro
Basirotin Nadiro Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas negeri malang

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini: Berpendidikan Tinggi Tidak Menjamin Moral Seseorang Baik

5 Desember 2022   22:58 Diperbarui: 5 Desember 2022   23:04 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan bertujuan bukan hanya untuk membentuk manusia yang terampil dan menjalankan tugasnya, tetapi adalah untuk menghasilkan manusia yang memiliki akhlak yang baik, untuk menghasilkan negara yang unggul. Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga mentransmisikan nilai moral nilai kemanusiaan. Moral (akhlq) adalah (ajaran tentang) baik buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.

Banyak sekali masalah yang muncul saat ini, seperti korupsi, pelecehan dan nepotisme. Padahal, tingkat pendidikan warga negara Indonesia sudah terbilang cukup tinggi. Sebenarnya, mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah apabila berpendidikan tinggi akhlaq seseorang itu lebih baik?

Tidak semua orang berpendidikan tinggi bermoral baik

Menempuh jenjang pendidikan hingga ke perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar sarjana, doktor atau profesor tidak cukup mengubah tindakan seseorang. Sekolah dan perguruan tinggi mungkin memang membentuk orang-orang pintar. Namun, tidak ada jaminan orang tersebut memiliki akhlak yang baik. Banyak sekali kasus orang yang berpendidikan tinggi justru melakukan tindakan kejahatan bahkan masuk jeruji besi selama beberapa waktu.

Model pendidikan umum di indonesia hanya mengajarkan bidang keilmuan saja. Dengan ilmu pengetahuan itu memang orang menjadi semakin pintar. Namun, pendidikan mengenai budi pekerti cenderung dilupakan.

Itulah sebabnya banyak pelaku kejahatan yang didominasi oleh orang-orang cerdas, salah satunya pelaku korupsi. Tingkat koruptor di indonesia terbilang sangat tinggi. Mereka orang-orang cerdas, apakah memiliki budi pekerti yang baik pula atau hanya mengandalkan hasil dari selembar kertas saja?

Berita baru-baru ini, desember 2022 yaitu tentang rektor dari kampus unila yang ditangkap kpk karena kasus korupsi. Dia diduga menerima suap terkait calon mahasiswa baru pada Universitas Lampung tahun 2022. Dari kasus tersebut bisa kita lihat bahwa orang yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki moral yang baik pula. Tidak hanya itu banyak pula kasus-kasus lain, seperti dosen yang melecehkan mahasiswa dan lainnya. Padahal semestinya mereka menjadi orang yang memberi pertolongan dan pemimpin yang baik untuk menciptakan manfaat bagi orang lain.

Menurut saya setelah melihat fenomena tersebut, pola pendidikan formal di Indonesia ini tidak benar dan semestinya sudah harus dikaji ulang. Karena hanya mengajarkan mengenai ilmu akademis dan teknologi tidak disandingi dengan budi pekerti, sehingga hanya menghasilkan orang pintar tetapi sayangnya tidak mempunyai akhlak yang baik.

Andaikata sistem pendidikan umum di Indonesia direvisi dengan memperhatikan proses dan tidak hanya mementingkan hasil, maka orang-orang akan memiliki moral yang baik. Karena pendidikan moral itu harus dilatih dan mungkin dipaksakan bagi setiap orang sejak dini untuk menjadikan anak yang baik dan mempunyai tingkat kesadaran moralitas yang tinggi dalam mewujudkan tujuan-tujuan sosial.

Secara kultural pendidikan moral memang memerlukan perjuangan yang panjang. Perjuangan membangun mentalitas bangsa yang berbasis nilai-nilai moral melalui penghormatan kepada orang tua dan bersumber dari nilai moral, harus diawali dari individu yang mengutamakan kehidupan, menjunjung nilai-nilai moral, disemaikan dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Peran guru sangat penting disini, pejuang moral yang tidak pernah gentar, putus asa atau frustasi meskipun rintangan, halangan, lingkungan tidak kondusif, dan harus berhadapan dengan keadaan distruktif. Dengan tidak jemu-jemunya meneriakkan sosialisasi pendidikan moral.

Maka dari itu marilah kita sama-sama mendidik pikiran dan hati kita, tidak hanya dengan ilmu pengetahuan saja tetapi juga budi pekerti agar tujuan pendidikan tidak hanya menjadikan kita orang pintar namun harus memiliki akhlak yang baik agar dapat berbuat dan melakukan hal dengan tujuan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun