Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Menulis Opini dari Jurnalis Senior Kompas

9 November 2017   23:36 Diperbarui: 10 November 2017   05:10 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi workshop menulis

Menulis adalah sebuah seni, ucap jurnalis senior Kompas, Budiarto Shambazy, yang menjadi pembicara pada acara workshop menulis yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (9/11/2017).

Beliau adalah wartawan yang telah berkarir selama kurang lebih 35 tahun. Lima kali liputan piala dunia menjadi bukti kesaktian beliau pada artikel di bidang olahraga.

Foto bersama Budiarto Shambazy (dokumen pribadi)
Foto bersama Budiarto Shambazy (dokumen pribadi)
Kata beliau, bakat menjadi nomor dua bagi seseorang yang ingin menjadi penulis handal. Nomor satunya adalah latihan, latihan, dan latihan. Untuk menulis, kita hanya perlu memulainya. Bisa diawali dengan menulis kegiatan sehari-hari.

Selain itu, kita bisa membaca dan menulis ulang artikel tajuk utama di lembaran kertas.  Besoknya, tulis ulang lagi tajuk utama. Menulis ulang tajuk utama akan memberikan stimulus ke otak untuk bekerja dan menjadikannya sebuah kebiasaan. Dengan begitu, pola pikir bisa terasah dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Dalam penulisan artikel opini, seorang penulis wajib fokus ke satu ide. Paragraf pertama dengan angleyang menarik.  Alinea pertama harus tegas.  Tulisan bisa diperkaya dengan teknik dramatisasi sehingga lebih renyah untuk dibaca. Alinea berikutnya merupakan pengulangan dengan memberikan penegasan.

Pemilihan diksi bisa diperkaya dengan cara lebih sering membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).  Bahasa Indonesia sangat kaya persamaan kata atau sinonim. Sebaiknya artikel opini menggunakan sinonim untuk kata yang sering digunakan. 

Menulis opini dapat dilakukan dengan showing not telling.Caranya adalah memperkuat opini dengan data akurat. Hal yang paling penting adalah isi tulisan tidak menggurui. Pembaca tidak suka dengan artikel yang terkesan menggurui. 

Artikel juga harus berisi problem solving.  Nada kritis diarahkan ke masalah kebijakan,  bukan institusi pembuat kebijakan. Solusi pemecahan masalah wajib ada di artikel. Tidak semata kalimat berbau kritikan. Selain itu, tulisan wajib berisi hal-hal baru, belum pernah ditulis orang lain, dan merupakan tema yang lagi banyak dibicarakan oleh masyarakat. Tetapi tetap dengan sudut pandang yang berbeda. 

Pemateri kedua juga berasal dari media Kompas. Seorang editor opini senior, Kenedi Nurhan. Menurut beliau, Langkah awal dari penulisan adalah dengan memilih topik yang sesuai dengan kompetensi. Kemudian mencari literatur pendukung. Setelah itu, membuat outline tulisan. Nah, ada tiga hal yang wajib menjadi perhatian dalam membuat outline, yaitu membatasi tulisan agar tidak bertele-tele, menjadi fokus pada satu ide, dan akurat. Langkah selanjutnya adalah menentukan substansi. Sebaiknya tulisan dilengkapi dengan data-data yang akurat untuk memperkuat opini yang dibangun. 

Foto bersama Kenedi Nurhan (dokumen pribadi)
Foto bersama Kenedi Nurhan (dokumen pribadi)
Struktur opini secara umum terdiri dari Judul, Pembukaan (lead), Jembatan, Isi, dan Penutup. Untuk membangun isi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pokok persoalan; pemaparan masalah dengan singkat, padat, dan sistematis; dan ditelaah dengan berbagai sudut pandang.

Agar tulisan diterima, seorang penulis artikel opini sebaiknya menulis sesuai bidang kompetensinya. Dengan begitu, akan mudah dalam penguasaan materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun