Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengukur Kepuasan Jamaah Haji

16 Agustus 2017   13:00 Diperbarui: 16 Agustus 2017   13:07 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tugas berat diemban pemerintah Indonesia dalam melayani Jamaah Calon Haji (JCH) di Arab Saudi yang tahun ini merupakan pelaksanaan dengan jumlah terbanyak sepanjang sejarah Ibadah Haji. JCH tahun ini tercatat berjumlah 221 ribu orang yang datang dari segala penjuru tanah air dengan karakteristik yang beraneka ragam.

Di tengah kontroversi rencana pemerintah yang ingin menggunakan dana haji untuk pembiayaan infrastruktur, pemberangkatan JCH mulai dilakukan akhir Juli. Pelaksanaan ibadah haji tahun 2017 ini merupakan tantangan yang lumayan berat bagi pihak penyelenggara. Usaha perbaikan pelayanan menjadi prioritas. Kepuasan Jamaah menjadi tolak ukur bagi perbaikan kualitas pelayanan.

Dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, berbagai keluhan terlontar dari mulut para jamaah haji. Di antaranya, mengenai makanan yang seringkali kurang, terlambat disajikan, dan menu yang kurang variatif. Selain itu, masalah transportasi juga seringkali bermasalah. Apalagi dengan jarak hotel yang lumayan jauh antara 963 meter hingga 4.398 meter dari Masjidil Haram di Mekah. Dan yang paling menjadi perhatian adalah masalah pelayanan di Arafah, Musdalifah, dan Mina.

Memang tidak mudah menjamu para tamu Allah yang berasal dari daerah yang berbeda, kebiasaan dan karakteristik yang sangat beraneka ragam. Inilah yang menjadi tugas berat pihak penyelenggara untuk memberikan pelayanan maksimal kepada jamaah. Perbaikan pelayanan dilakukan di semua lini. Mulai dari makanan, penginapan, transportasi, dan segala perlengkapan lainnya baik di Mekah maupun Madinah.

Kementerian Agama yang dalam hal ini mewakili pemerintah sebagai pihak penyelenggara, melakukan banyak perbaikan pelayanan. utamanya pada saat wukuf di Arafah . Dikutip dari laman web Kemenag, tenda legendaris yang sudah berusia 100 tahun akhirnya diganti tahun ini. Para jamaah akan disuguhi tenda baru. Tenda yang terbuat dari bahan PVC ditopang dengan konstruksi yang kuat, tahan api/air, anti sinar UV, tidak mudah sobek, tidak menyerap panas dan tahan terpaan angin 30-40 km/jam. Tenda berukuran 5 x 10 meter ini dilengkapi dengan pendingin AC, kipas angin, lampu LED, dan beralaskan karpet. Bukan hanya itu saja, pihak penyelenggara juga menyiapkan 1 (satu) mesin genset tiap 2 (dua) maktab.

Selain tenda, urusan perut jamaah juga menjadi perhatian utama. Urusan perut turut mempengaruhi kualitas ibadah. Dengan menu yang baik, para jamaah bisa beribadah dengan baik pula. Perbaikan layanan makanan dilakukan dengan penambahan porsi makanan menjadi 25 kali di Mekah dan 18 kali di Madinah. Dari segi jumlah petugas haji juga dibenahi. Untuk tahun ini, alokasi kuota petugas haji Indonesia sebanyak 3.500 orang. Begitu juga dengan peningkatan kualitas pelayanan bus antarkota, bus shalawat, dan bus menuju Armina.

Diantara Haji Abidin ( Haji atas biaya dinas), terdapat 5 (lima) orang petugas Badan Pusat Statistik (BPS). Mereka akan melakukan pengambilan data untuk mengukur kepuasan jamaah haji. Lebih tepatnya, petugas survei Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI). Dari 221 ribu JCH, sekitar 14 ribu orang diantaranya akan menjadi responden. Hasil pendataan ini akan menjadi bahan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji. Tentunya akan menjadi bahan perencanaan untuk perbaikan program pelayanan jamaah ke depan.

Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) tahun 2016 sebesar 83,83 persen dengan kriteria memuaskan atau di atas standar. Angka ini meningkat 1,16 poin dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 82,67 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui 3 (tiga) metode, yaitu : pengumpulan kuesioner, wawancara, dan observasi.

Sekitar 14.400 responden dengan tahapan probability sampling dan 4.100 responden dengan convenience sampling. Ada Sembilan kategori layanan yang diukur oleh BPS. Yaitu pelayanan petugas kloter, transportasi shalawat, beribadah, bus antarkota, dan layanan petugas nonkloter, pelayanan umum, layanan catering, layanan pemondokan, dan layanan bus armina.

Semoga penyelenggaraan haji tahun ini berjalan sesuai target dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil survei BPS tentang IKJHI bisa digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas pelayanan prima. Dan yang paling penting adalaah para jamaah menjadi haji mabrur dan membawa dampak positif bagi pembangunan bangsa. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun