*Judul:* "Menguak Hegemoni dalam Serial Netflix: Analisis Kritis 'Squid Game' dari Perspektif Cultural Studies"
*Media:* Media Online (Blog atau Portal Berita)
*Objek Kajian:* Serial Netflix "Squid Game"
*Analisis:*
Serial "Squid Game" yang diciptakan oleh Hwang Dong-hyuk dan diproduksi oleh Netflix telah menjadi fenomena global sejak dirilis pada September 2021. Serial ini tidak hanya memecahkan rekor penonton di seluruh dunia tetapi juga memicu diskusi luas tentang isu-isu sosial seperti kesenjangan ekonomi, kekerasan, dan moralitas dalam masyarakat Korea Selatan dan global. Melalui lensa Cultural Studies, kita dapat melihat bagaimana serial ini merefleksikan, mempertahankan, atau menantang struktur kekuasaan dan ideologi yang ada.
*Hegemoni dan Resistensi:*
Dalam "Squid Game," kita melihat bagaimana kelas atas menggunakan permainan ini sebagai alat untuk mempertahankan hegemoni mereka atas kelas bawah. Permainan ini dirancang untuk memanjakan dan menghibur elit sambil mengeksploitasi dan mempermalukan peserta dari kelas bawah. Ini mencerminkan bagaimana struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat sering kali digunakan untuk mempertahankan dominasi kelas atas terhadap kelas bawah (Gramsci, 1971).
Namun, serial ini juga menunjukkan bentuk resistensi dari para peserta. Mereka membentuk aliansi, berbagi strategi, dan kadang-kadang memberontak melawan aturan permainan. Ini menunjukkan potensi emansipatoris dalam budaya populer, di mana penonton dan karakter dapat menantang struktur kekuasaan yang ada dan mencari perubahan sosial (Hebdige, 1979).
*Diskursus Media dan Produksi Makna:*
"Squid Game" menggunakan diskursus kekerasan dan kompetisi untuk mengkritik sistem kapitalis yang eksploitatif. Permainan ini sendiri dapat dilihat sebagai metafora dari masyarakat kapitalis yang kompetitif dan sering kali kejam. Melalui penggambaran kekerasan dan kematian, serial ini mempertanyakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat modern, seperti kesuksesan dan kekayaan (Foucault, 1980).
*Identitas dan Representasi:*