Alkisah Werkudara diberi tugas oleh Resi Druna untuk mencari Tirtamerta atau air penghidupan , alas gung liwaluwung Tibrasara pun dirambah, kedalaman gua digunung Candramuka pun dimasuki. Duo raksasa Rukmuka dan Rukmakala sebagai penghalang langsung dibinasakan. Namun air suci belum ditemukan, samudera Minangkalbu dijelajahi dengan ajian Jalasengara air laut tersibak,  naga raksasa Kyai Nabat Kawa mencoba menghadang binasa oleh kuku pancanaka. Ahkirnya bukan air  Tirta Pawitra Mahening suci yang didapat tetapi anak bajang Sang Hyang Bathara Dewa Ruci.
Cerita berlanjut hingga kini tetapi dengan dalang yang lain, ESA ( European Space Agency ), dengan lakon Rosetta Nggolek Sangkan Paraning Dumadi. Baru - baru ini Wahana Rosetta yang berotot kawat balung wesi ditugaskan memburu komet  67P / Churyumov-Gerasimenko untuk mencari " air perwitasari " berbentuk asam amino , konon asam amino berasal dari angkasa luar, salah satu adalah pembawanya komet . Semua Protein pada semua spesies mulai dari bakteri sampai manusia disusun oleh 20 asam amino yang sama dan tidak berubah selama evolusi. Pencarian di mulai 10 tahun Maret 2004 yang lalu dibantu ibu bumi dan mars untuk mengejar komet. Dan harus menjalani lelaku " Tapa brata " ( hibernasi ) di daerah tak bertuan deep space selama 3 tahun dari tahun 2011 sampai dengan Januari 2014. Ahkirnya  november 2014 Rosetta mengirim satriya Philae mendarat dunia antah berantah komet  Churyumov-Gerasimenko, untuk mencari tirtamerta. Hingga sampai saat ini, salah satu pujangga ESA Kathrin Altwegg dari University of Bern di Swiss di konferensi pers 9 Desember bertitah " Air di 67P komet / Churyumov-Gerasimenko yang tipis, susunan kimia tidak sesuai dengan lautan bumi, menunjukkan bahwa asteroid, bukan komet, membawa air untuk Bumi miliaran tahun yang lalu " rasio D/H nya tiga kali lebih tinggi dari pada air di Bumi.
Lakon Werkudara dan Rosetta ujung ceritanya sama belum menemukan tirtamerta, tetapi manusia adalah mahluk pantang mundur keingintahuan untuk memahamikitab quaniyah amat menarik untuk dilewatkan. Sangkan paraning dumadi memang hari ini masih misteri, menunggu untuk ditemukan oleh generasi berikutnya.