Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tetangga oh Tetangga

9 Oktober 2025   09:25 Diperbarui: 9 Oktober 2025   09:25 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya aku pernah menulis artikel tentang tetangga, entah itu di kolom Kompasiana atau di platform yang lain. Yang pasti, topik ini pernah kubahas. Kali ini, tangan ini kembali tergelitik untuk membahas tentang tetangga karena adanya kasus viral perseteruan antara seorang dosen di salah satu universitas, yaitu Yuni Min, dengan tetangganya bernama Sahara. Permasalahan berawal dari lahan parkir. Sang tetangga yang memiliki usaha rental mobil menggunakan fasilitas umum untuk dijadikan tempat parkir mobil-mobil sewanya. Polemik ini kemudian berkembang dan meluas sampai ke ranah pribadi, bahkan disebut-sebut melibatkan isu pelecehan seksual. Kasus ini pun akhirnya berujung pada saling lapor ke polisi.

Melihat kasus ini, aku jadi berpikir, bagaimana mungkin bisa hidup tenang jika bertetangga penuh konflik? Dari bangun tidur hingga menjelang tidur, perseteruan baru pasti akan muncul. Apalagi sampai akhirnya saling lapor ke pihak berwajib. Tentu saja, masalahnya akan semakin panjang dan menimbulkan bara kebencian yang sulit untuk dipadamkan.

foto dokrpi
foto dokrpi

Untungnya, aku belum pernah memiliki riwayat tidak mengenakkan dalam hidup bertetangga. Bagiku, sebisa mungkin jangan pernah bermasalah dengan tetangga. Sesungguhnya, tetanggalah yang menjadi orang pertama yang akan menolong kita jika kita membutuhkan bantuan atau berada dalam keadaan darurat. Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang pernah berseteru dengan tetangganya. Masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan, karena sudah dicampuri pihak-pihak lain, akhirnya menjadi besar.

Penutup dan Pertanyaan untuk Pembaca

Apakah kamu pernah bermasalah dengan tetanggamu? Coba bagikan pengalamanmu di kolom komentar. Menurutmu, apa saja yang menjadi pemicu utama pertikaian antar tetangga?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun