Sepertinya aku pernah menulis artikel tentang tetangga, entah itu di kolom Kompasiana atau di platform yang lain. Yang pasti, topik ini pernah kubahas. Kali ini, tangan ini kembali tergelitik untuk membahas tentang tetangga karena adanya kasus viral perseteruan antara seorang dosen di salah satu universitas, yaitu Yuni Min, dengan tetangganya bernama Sahara. Permasalahan berawal dari lahan parkir. Sang tetangga yang memiliki usaha rental mobil menggunakan fasilitas umum untuk dijadikan tempat parkir mobil-mobil sewanya. Polemik ini kemudian berkembang dan meluas sampai ke ranah pribadi, bahkan disebut-sebut melibatkan isu pelecehan seksual. Kasus ini pun akhirnya berujung pada saling lapor ke polisi.
Melihat kasus ini, aku jadi berpikir, bagaimana mungkin bisa hidup tenang jika bertetangga penuh konflik? Dari bangun tidur hingga menjelang tidur, perseteruan baru pasti akan muncul. Apalagi sampai akhirnya saling lapor ke pihak berwajib. Tentu saja, masalahnya akan semakin panjang dan menimbulkan bara kebencian yang sulit untuk dipadamkan.
Untungnya, aku belum pernah memiliki riwayat tidak mengenakkan dalam hidup bertetangga. Bagiku, sebisa mungkin jangan pernah bermasalah dengan tetangga. Sesungguhnya, tetanggalah yang menjadi orang pertama yang akan menolong kita jika kita membutuhkan bantuan atau berada dalam keadaan darurat. Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang pernah berseteru dengan tetangganya. Masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan, karena sudah dicampuri pihak-pihak lain, akhirnya menjadi besar.
Penutup dan Pertanyaan untuk Pembaca
Apakah kamu pernah bermasalah dengan tetanggamu? Coba bagikan pengalamanmu di kolom komentar. Menurutmu, apa saja yang menjadi pemicu utama pertikaian antar tetangga?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI