Foto: Muhammad Hadjid (19), CEO babezphotoTM, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU
Berbadan besar namun ramah dan memiliki bakat dalam bidang fotografi. Begitulah ciri yang melekat pada Muhammad Hadjid (19) atau yang akrab disapa dengan Ajid. Hingga kini ia telah memiliki banyak pengalaman maupun prestasi di usianya yang terbilang masih sangat mudadi bidang fotografi. Pemuda kelahiran Jakarta, 7 Agustus 1994 ini mengenal dunia fotografi ketika menduduki bangku SMP, bermula dari ketertarikannya membuat majalah kelas sampai ajakan teman-temannya untuk jalan-jalan sambil membidik lensa demi mengambil gambar mereka.
Kegiatan membidik lensa atau yang sering disebut dengan istilah fotografi merupakan suatu proses menghasilkan suatu gambar atau foto melalui media cahaya dengan alat yang disebut dengan kamera untuk maksud dan tujuan tertentu. Menghasilkan foto yang menarik memerlukan kreativitas dari hasil latihan dan pengembangan diri dari orang yang mengambil gambar. Karenanya, salah satu faktor penting dalam menghasilkan foto yang baik adalah seorang fotografer. Dengan kemampuan dan kerja keras inilah seorang fotografer seperti Ajid dapat mengembangkan hobinya dalam membidik lensa.
Pada tanggal 25 November 2010, Ajid memantapkan langkahnya dalam bidang fotografi yang hingga kini masih ia geluti, dengan mendirikan sebuah studio foto bernama Babezphoto. Berawal dari iseng-iseng, Ajid bersama 3 temannya, yaitu Wendy, Nasrina, dan Inggit, yang juga berbadan besar sepakat untuk mendirikan studio foto tersebut. Nama “babez” sendiri berasal dari singkatan “badan besar”, yang terinspirasi dari banyak anggota babez yang memiliki ukuran badan yang cukup besar. Pada awalnya, Babezphoto bertujuan untuk membentuk komunitas fotografi. Hingga tahun 2014, Babezphoto telah memiliki 13 anggota yang aktif, dimana Ajid sebagai Chief Executive Officer, dan memilki cabang di Jakarta, Yogyakarta, dan Malang.
Di balik kesuksesannya di usia muda, ternyata terdapat sebuah pembuktian kepada kedua orangtuanya yang pada awalnya kurang menyetujui Ajid untuk masuk dalam dunia fotografi. Pembuktian tersebut adalah Juara I yang didapatnya dalam perlombaan foto Yamaha School Matic pada masa SMA (2010). Dengan kamera pemberian abangnya yang pada saat itu berkuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi di sebuah universitas di Kota Medan, Ajid pun mempelajari fotografi. Sendal Jepit merupakan wadah awalnya untuk mempelajari fotografi tersebut, khususnya foto model yang kini menjadi keahliannya.
Meskipun saat ini tengah sibuk dengan kegiatan fotografinya, Ajid tidak melupakan pendidikan. Pada tahun 2012, anak ketiga dari empat bersaudara ini resmi menjadi salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara. Mendapatkan pengalaman wirausaha di usia muda tidak lantas membuatnya hidup dengan santai. Ketika ditanya berapa pendapatannya dari Babezphoto yang dinaunginya, Ajid menjawab setidaknya sudah bisa menjadi tambahan uang jajan bagi dirinya.
Saat ini, Ajid telah mendapatkan banyak job berupa proyek buku tahunan, dokumentasi pentas seni sekolah, mendukung video dokumenter, photobooth hari spesial, sampai dengan menjadi tim dokumentasi dalam konser musik penyanyi-penyanyi ibukota. Melalui pengalaman dan prestasi inilah, seorang pemuda bernama Ajid dapat membuktikan bagaimana bekerja secara profesional dalam bidang fotografi sekaligus tetap mengenyam pendidikan yang dianggapnya tak kalah penting dengan mengembangkan hobinya membidik lensa bersama Babezphoto. Jika kita mau berusaha, tantangan apapun bukanlah hal yang menghalangi kita untuk menggeluti hobi dan mengembangkannya menjadi sebuah usaha. Dan dengan tekad yang bulat, kita mampu menjadi orang yang sukses sehinggadapat menginspirasi dan memotivasi diri sendiri maupun orang lain.
Artikel by: Barita Publisher