Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alhamdulillah Jokowi Baca Shalawat Nabi

2 Juni 2014   16:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401676414671017946

Gambar : www.tempo.co dengan sedikit polesan.

Alhamdulillah Jokowi Baca Shalawat Nabi

Berbicara masalah dua TV Nasional, yaitu TV One dan Metro TV yang tiap hari melancarkan kampanye untuk Presiden yang didukung. Dari sana kita bisa melihat bahwa dua TV itu mempunyai cara yang sangat berbeda. Apapun yang terjadi perbedaan itu sangat nyata dalam satu kesamaan yaitu mendukung Calon Presiden masing-masing. Dalam hal ini tampak yang berbeda adalah dalam etika penyampaian.

Secara umum TV One ternyata masih lebih memegang etika dari pada Metro TV. Dalam TV One jarang ditemui atau lebih sedikit warna kampanye hitam dibanding Metro TV.

Pagi ini TV One menyampaikan liputan ulang acara Pengambilan nomor urut Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dengan cara di undi di KPU. Ada satu hal yang menggelitik saat masing-masing Calon Presiden memberikan sambutannya. Prabowo Subianto seperti biasa berbicara lepas mengulang lengkap dengan expresi wajahnya. Joko Widodopun mengulang model pendekatan yang dilakukan.

Hanya ada sedikit perubahan, kali ini Joko Widodo menambah ucapan salam dengan ucapan shalawat Khas Nahdliyyin. Bagi kalangan umum ( awam ) apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah satu kemajuan pesat. Apa lagi bila dikaitkan dengan berita negatif yang mengatakan bahwa Joko Widodo bukan muslim. Joko Widodo dengan baik sekali bisa menjawab bahwa ia muslim dan dari kalangan Nahdlyyin.

Akan tetapi bagi kalangan Islam dan yang mengenal Islam dengan lebih baik, yang sehari-hari membiasakan lidahnya dengan Al Qur’an tampak sekali bahwa “ Mahraj”yang ditunjukkan dari lidah dan bibir Joko Widodo saat mengucapkan Shalawat yang cukup panjang, tampak sangat dipaksakan. Menghafal memang bisa dilakukan oleh setiap orang yang belajar dengan sungguh-sungguh secara kilat sekalipun, akan tetapi “ Mahraj”itu butuh waktu yang panjang.

Kita harus berbangga bahwa Joko Widodo telah berupaya dengan keras untuk dapat menjadi seorang Nahdliyyin. Semoga dimasa selanjutnya Joko Widodo bisa manjadi seorang Nahdliyyin yang sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun