Mohon tunggu...
BangOdol
BangOdol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar ngopi (ngolah pikir)

Jangan membenarkan kebiasaan, akan tetapi biasakan yang benar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Strategi Pemuda dalam Implementasi Pancasila di Era Milenial

6 Januari 2020   14:47 Diperbarui: 6 Januari 2020   14:53 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara hisoris, nasionalisme Indonesia berlandaskan terhadap peristiwa penjajahan belanda yang dengan sengaja masuk di Hindia -- Belanda (sekarang Indonesia) yang dulunya membawa kelompok kongsi dagang hindia belanda yang bernama VOC pada abad ke -16. Lamban laun VOC mengalami kebangkrutan, dan akhirnya agar mempertahankan keberlangsungan hidup para kongsi dagang dengan akhirnya mengeksploitasi sumber daya manusia dana lam, sekaligus hasil panen rempah -- rempah akan di impor ke negara asalnya yaitu Belanda.

Semangat yang dilakukan oleh belanda merupakan manifestasi faham imperialisme yang kecenderungan kurang tepat apabila di terapkan di Indonesia. karena di Indonesaia mengedepankan prnsip kultur gotong -- royong. Dengan semboyan jawa "mangan siji, mangan kabeh lan kerjo siji kerjo kabeh" (makan satu, makan semuanya dan kerja satu kerja semua). Primsip pemerataan sangat dianjurkan, karena dalam konsepsi Agama juga di anjurkan dalam merekatkan hablum minannas.

Dalam konteks seperti itu menunjukkan manifestasi kultur bangsa Indonesia yang sesungguhnya, sejatinya bangsa Indonesia dilahirkan demi menggapai kesejahteraan bangsa Indonesia. apabila budaya menjadi pondasi dalam membangun Indonesia dalam semangat nasionaliseme Indonesia, maka Indonesia di pastikan dalam impian atau cita -- cita menurut Tan Malaka 100% merdeka akan terwujud.

Sebagai pemuda bangsa Indonesia, diharuskan mempunyai semangat cita -- cita yang dapat memerdekakan dirinya sendiri maupun kepentingan bangsa ini. Sebagai tonggak sejarah perjalanan bangsa ini di kemudian waktu. Menurut bung karno, "apabila dalam umur 21-22 tidak mempunyai cita -- cita dalam memperjuangkan bangsa ini, maka pemuda itu gunduli saja".

Bung karno merupakan salah satu tokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia. beliau dengan ikhlas demi kepentingan nasional, sehingga bung karno diasingkan oleh pemerintahan belanda. Dan beliau bisa dikatakan sebagai tahanan politik di era masanya. Namun  bung karno tidak patah semangat sebagai pemuda. Karena bung karno mempunyai tekad yang kuat dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bahkan semasa hidupnya, bung karno diasingkan oleh pemerintahan belanda, karena menurut belanda dapat mengancam rezeki pemerintahan belanda, karena dengan kritis perjuangan pergerakan pemikiran bung karno yang dapat memberikan sumbangan perlawanan terhadap belanda yang mencari rezeki dengan menindas kaum marhaen atau kaum proletar.

Sebelum perumusan Pancasila, bung karno menulis buku "Di Bawah bendera Revolusi". Dalam djilid pertama bab satu mengkaji mengenai paradigma "Islamisme, Marxisme, dan Nasionalisme. Ketiga unsur faham tersebut menunjukan bahwasanya ada "roh persatuan" dalam elaborasi ketiga unsur faham tersebut. Manakalah Islamisme merupakan faham yang terindikasi dalam persepsi religi yang di bawah Rasulullah SAW. Masyarakat Indonesia dengan mayoritas penganut Islam. Marxisme merupakan faham yang muncul oleh pengikutnya dari buah pemikiran Karl Marx.

Karl Marx merupakan pemikir yang memberikan sumbangsih konsep dalam kesamaan rasa dan kesamaan rata. Karl Marx juga memberikan konsep menolak segala bentuk menindas dan memperjuangkan kaum proletar terhadap kaum borjuis, di karenakan kaum proletar belum mendapatkan hak kesejahteraan kerja sehingga Karl Marx menolak.

Nasioanlisme yang di cita -- citakan bukan nasionalisme barat, melainkan nasionalisme Indonesia, menurut bung karno bahwasanya "My nation is humanity" (nasionalisme saya adalah kemanusiaan). Cinta tanah air menjadi banteng persatuan bangsa Indonesia.

Maka dari itu muncul faham Marhaenisme menjadi azaz perjuangan bangsa Ini. Azaz perjuangan sebelum masuk pemerintahan orde baru ada 2 yaitu: Sosio-Nasionalisme dan Sosio Demokrasi. Bung karno sendiri pernah berstatement dalam karya buku "Di Bawah Bendera Revolusi Djilid I". bahwasanya marhaenisme is Pancasila. Marhaenisme menjadi tonggal dicetusnya Pancasila.

Tafsir mengenai "Marhaenisme is Pancasila" dalam konteks historis ada keterkaitannya. Konsep Sosio -- Nasionalisme sudah mencakup sila ke 2 (kemanusiaan yang adil dan beradab) dan sila ke- 3 (persatuan Indonesia). Sedangkan dalam konsep sosio-demokrasi sudah nampak dalam penjabaran sila ke -4 (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan, dalam permusyawaratan, perwakilan) dan sila ke -5 (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun