Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendampingi Perjuangan Cucu

30 November 2022   05:51 Diperbarui: 30 November 2022   05:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jam tangan jadul

Saat penulis masih aktif bekerja dahulu arloji jadul ini tidak pernah berhenti memberi tahu hari, tanggal, dan waktu saat itu karena kemanapun pergi, apapun kegiatan yang penulis lakukan arloji ini selalu melingkar dipergelangan tangan. Namun setelah penulis purna tugas alias pensiun sudah jarang memakai arloji ini, jadi selalu dalam keadaan mati karena tidak pernah dipakai. Kata orang arloji ini otomatis, artinya bila dipakai dan selalu ada gerakan maka arloji tetap dalam keadaan hidup. 

Sesekali penulis memakai arloji hanya kalau mau berpergian, itupun hanya mencocokkan waktunya dengan jam dinding. Mengingat bila tidak dipakai arloji selalu dalam posisi mati, maka setiap akan memakai arloji penulis hanya mencocokkan waktunya saja, sedangkan penunjuk hari, dan penunjuk tanggal tidak pernah penulis cocokkan. Toh dalam berpergian, yang penting tahu saat itu pukul berapa, kalau hari dan tanggal biasanya tanpa melihat arloji-pun kita sudah tahu dari kalender.

Ketika penulis dan istri akan berkunjung ke anak - cucu di Kalimantan Timur, arloji pun hanya penulis cocokkan penunjuk waktunya saja, tanpa mencocokkan penunjuk hari dan penunjuk tanggal saat akan memakainya. Yang penting penulis dapat mengetahui waktu, dimanapun dan kapanpun penulis beraktivitas. 

Sesuai dengan yang telah direncanakan, penulis bersama istri berangkat dari Bandara Radin Intan II Lampung Selatan hari Jum'at tanggal 12 Agustus 2022, transit di Bandara Internasional Soekarno Hatta akhirnya menuju Balikpapan. Sesuai arahan anak, maka penulis dan istri bermalam di Hotel Grand  Jatra, karena anak-cucu baru dapat bergabung esok harinya Sabtu tanggal 13 Agustus 2022. 

Pada hari Jum'at anak - anak (suami istri) masih bekerja seperti biasanya, maka mereka bersama anak -- anaknya (cucu penulis) baru bisa berangkat sepulang kerja atau malam hari, dengan mengendarai kendaraan pribadi. Sabtu pagi sekitar pukul 11 wita. anak - cucu sampai di Hotel kemudian penulis, dan istri check out selanjutnya menjelajah kota Balikpapan. Sayangnya tidak dapat mengunjungi lokasi Titik Nol calon Ibukota yang baru, mengingat waktunya yang sangat terbatas.

Sore hari setelah menjelajah kota Balikpapan kami serombongan menuju kota Samarinda, sekaligus mengaspal di jalan tol Balikpapan -- Samarinda ( Balsam ) untuk pertama kalinya, yang kebetulan saat itu malam hari. Karena sampai di Samarinda sudah malam, maka kami langsung menuju Hotel Grand Harris untuk beristirahat, dan bermalam disana. Sesampai di hotel, dan setelah kendaraan ditempatkan di tempat parkir, barang bawaan berupa koper diturunkan, dan dibawa masuk ke dalam kamar hotel masing - masing. 

Setelah di dalam kamar penulis lalu membuka koper menggunakan kunci kecil yang biasa penulis kantongi dalam saku celana sebelah kiri, untuk membuka gembok berukuran kecil sebagai pengunci koper. 

Setelah koper terbuka tentunya penulis mengambil barang -- barang untuk keperluan mandi, dan berganti pakaian karena kami serombongan akan keluar hotel untuk makan malam. Sudah menjadi kebiasaan saat penulis berpergian, bila koper akan ditinggalkan dalam kamar selalu penulis gembok, lalu kunci penulis bawa dengan  mengan-tonginya dalam saku celana sebelah kiri.

Hanya semalam kami di hotel Grand Harris tersebut, esok paginya harus berkemas dan check out untuk menjelajah kota Samarinda sebelum siang harinya kami serombongan menuju ke kediaman anak - cucu di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur. 

Saat hari Minggu check out, penulis melihat ke arloji waktunya sesuai waktu saat itu karena selalu dicocokkan saat akan dipakai, tetapi yang mengherankan kok arloji tersebut penunjuk hari berwarna merah berarti hari Minggu, karena hari itu memang hari Minggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun