Stadion Sriwedari sore itu berubah jadi panggung seni—bukan pertunjukan teater, tapi drama hijau yang dimainkan kaki-kaki penuh visi. Persika Karanganyar, tim yang dikenal dengan permainan padu dan rasa percaya diri, membuka langkah perdana di babak delapan besar Grup B Liga 4 Indonesia dengan kemenangan meyakinkan. Lawannya bukan tim sembarangan: Sang Maestro, yang nama dan reputasinya telah bergaung dari ujung lapangan ke tribun harapan.
Pertandingan yang digelar Selasa (20/5/2025) ini memperlihatkan dominasi Persika sejak peluit pertama ditiup. Skuat asuhan Coach Slamet Riyadi tampil tak sekadar menyerang, tapi menggambar irama di atas rumput. Tekanan tinggi mereka membuat Sang Maestro tertahan di wilayah sendiri—terpaksa menjadi penonton di panggung milik Persika.
Gol pembuka lahir di menit ke-17, saat Khaiz Rayyan Ithman menyambut umpan lambung dari Haidar. Dengan gerakan memikat, ia mengecoh satu bek lalu melepaskan tembakan presisi dari kotak penalti. Bola meluncur seperti puisi yang menemukan rima—tajam, indah, tak terbendung.
Menjelang jeda, Rizky Fauzano mendapat peluang dari tendangan bebas dekat kotak lawan. Namun sepakan melengkungnya belum bersahabat dengan mistar; bola melayang, menyisakan desah di bangku penonton.
Babak kedua berjalan, Persika tetap mengatur tempo. Mereka tak terburu-buru. Permainan dari kaki ke kaki, ibarat orkestra yang mencari celah di antara celoteh pertahanan lawan.
Menit ke-61, Tri Wibowo nyaris menggandakan skor lewat tendangan bebas yang memantul tanah, tapi kiper Maestro menunjukkan refleks jempolan. Dua menit berselang, serangan balik jadi senjata mematikan. M. Iqbal mencuri bola, Haidar mengontrol dengan satu sentuhan, dan umpan terobosan darinya disambut Rizky Fauzano. Di kotak penalti, Rizky menari sebentar lalu menempatkan bola ke sudut kanan gawang. Skor jadi 2-0, dan Persika makin percaya diri.
Namun Sang Maestro belum menyerah. Di menit ke-67, umpan silang dari sayap kanan disambut tandukan maut Muhammad Ubaid—bola menghujam gawang Persika dan mengubah skor jadi 2-1. Harapan mulai bersemi untuk Maestro.
Tapi terlalu larut dalam agresi, mereka lupa menjaga garis belakang. Aan P dan rekan kembali memanfaatkan celah. Sebuah counter attack cepat, dan Moch Khoirul Anam dengan tenang menyelesaikannya di menit ke-78. Skor 3-1—seolah menjadi titik final dari drama yang telah mereka tulis.
Dalam laga lainnya di Grup B, Batavia FC menundukkan Pekanbaru FC 3-1. Dua tim kini sama-sama mengantongi tiga poin, tapi Persika memimpin klasemen Grup B berkat keunggulan selisih gol. Sang Maestro terpuruk di dasar, sementara Pekanbaru FC harus puas di posisi ketiga.
Sementara di Grup A, tak ada tim yang mampu meraih kemenangan penuh. Persitara Jakarta Utara berbagi angka 1-1 dengan Perseden Denpasar, dan laga Persebata Lembata kontra Tri Brata Raflesia FC juga berakhir imbang.
Langkah awal ini masih panjang. Tapi bagi Persika Karanganyar, panggung Sriwedari telah jadi tempat di mana dongeng mereka dimulai—dengan kaki-kaki yang bersyair, dan kemenangan sebagai prolognya.