Mohon tunggu...
Fahrul Rojik
Fahrul Rojik Mohon Tunggu... Social Worker - Sekawanesia.id - Campaign and Knowledge Management, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)

Suka mikir keras kadang jadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Petani Gurem Capai Angka 60%, Alarm Keras 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia

20 Agustus 2025   01:44 Diperbarui: 20 Agustus 2025   12:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Petani Majalengka sedang panen padi

Guremisasi petani di Indonesia semakin akut, bahkan hari ini petani gurem mencapai 60%, semakin petani minim lahan maka semakin miskin. Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar Universitas Lampung (UNILA) Prof. Bustanul Arifin dalam diskusi bertajuk "Bagaimana Kondisi, Pencapaian, dan Tantangan Sosial-Ekonomi Indonesia setelah 80 Tahun Merdeka". Senin, 18 Agustus 2025.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Gerbang Tani, Idham Arsyad, menyebut ini adalah alarm keras bagi masa depan pangan nasional. Ia juga menilai bahwa kondisi ini bukan sekadar statistik, melainkan tantangan nyata yang harus segera direspons serius oleh pemerintah, agar tidak menjadi kado pahit 80 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia

"Guremisasi berarti petani makin sempit menguasai lahan. Padahal, tanpa lahan yang cukup, mustahil petani bisa hidup layak, apalagi menopang kedaulatan pangan bangsa. Karena itu, pemerintah harus melihat persoalan ini dengan kacamata kebijakan struktural, bukan sekadar bantuan jangka pendek," tegas Idham.

Menurutnya, solusi yang paling mendasar adalah percepatan Reforma Agraria, redistribusi lahan untuk petani gurem harus menjadi prioritas. Namun, Idham menekankan bahwa redistribusi saja tidak cukup, pemerintah wajib memastikan program pasca redistribusi berjalan komprehensif.

"Setelah lahan dibagikan, petani harus didukung dengan bibit, pupuk, teknologi, pendidikan, akses pembiayaan, dan pasar. Tanpa itu, redistribusi hanya akan berakhir pada pemiskinan baru," ujarnya.

Idham juga menyoroti pentingnya komitmen Presiden Prabowo dalam menjalankan agenda ini.

"Komitmen yang tinggi dari Presiden akan menentukan percepatan terwujudnya kedaulatan pangan. Reforma Agraria bukan hanya program pertanian, tapi juga solusi untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di pedesaan," tambahnya.

Gerbang Tani menegaskan bahwa tanpa langkah berani dan menyeluruh, guremisasi petani akan terus menghantui dan menjerumuskan petani dan masyarakat desa dalam lingkaran kemiskinan. Reforma Agraria, dengan segala dukungan yang menyertainya, adalah jalan keluar yang harus segera diwujudkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun