Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Orang Pintar Menjadi Plagiator?

20 Juli 2013   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:16 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menulis itu mudah, sangat mudah. Mudah bagi mereka yang berbakat, dan sedang ada ide. Lalu, kalau sedang tidak ada ide, mau menulis apa? Kalau saya, menulis puisi

Soalnya saya bisa menulis puisi tanpa ide, tanpa tema. Cukup permainkan dan susun kata-kata dengan indahnya. Kan seorang penyair punya hak privat untuk membedah kata dan frasa seenak udelnya?

Puisi itu bebas, sebebas angin. Makin ambigu, makin dianggap orang puisi kita itu ‘berkelas’. Ibarat lukisan surrealisme, atau abstraksioisme, makin absurd makin dianggap bernilai seni. Padahal mungkin saja pelukisnya memang sedang kehabisan ide. jadi asal coret saja. Tetapi berhubung yang mencoret-coret adalah seorang master, maka para analis lukisan pun berebut memuji-muji lukisan itu. Para kolektor lalu antri untuk membeli dengan harga tinggi. Lukisan yang mirip oret-oretan anak TK itu pun lalu di beri label : masterpiece.

Brand name.

Akan tetapi, kebebasan berekspresi seperti itu tidak ada dalam bidang penulisan yang bersifat akademik. Di dunia akademik, semua sudah tertata dan terukur. Semua paparan harus didukung oleh data yang akurat. Berdasarkan penelitian yang mendalam. Dengan memperhatikan kaidah-kaidah baku yang menjadi asas berbagai disiplin ilmu terkait.

Untuk melakukan penelitian, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit dan waktu yang tidak singkat. Dan setelah hasil penelitian di dapat, untuk memaparkannya dalam bentuk literasi, juga dibutuhkan keahlian menulis yang baik.

Bagi mereka yang kebetulan tidak punya dana dan tidak berhasil mendapatkan sponsor untuk mendanai proposal project penelitiannya, serta tidak punya bakat yang baik dalam bidang tulis menulis, maka menduplikat hasil karya orang lain adalah sebuah pilihan pintas. Padahal, resikonya sangat mengerikan. Jika ketahuan, atau dituntut oleh sipemilik asli karya tulis itu, maka kiamatlah masa depan sang plagiator.

Secara umum, penyebab seorang ‘pintar’ melakukan plagiasi dalam menghasilkan karya tulisnyaakademiknya, dapat kita simpulkan sebagai berikut :

1.Tak punya dana untuk penelitian, termasuk untuk membeli atau mendapatkan literatur penunjang.

2.Tak punya waktu untuk melakukan penelitian lalu menyusun hasil penelitiannya tersebut.

3.Tak punya bakat menulis.

4.Malas belajar menulis.

5.Terbiasa hidup serba instant.

6.Tak punya komitmen yang kuat dalam melakukan tugasnya.

7.Tak punya idealisme.

8.Tak punya pride, atau kebanggaan mampu berkarya sendiri.

9.Tak punya rasa penghargaan akan hasil jerih payah orang lain.

10.Tak punya moral yang baik.

11.Tak punya malu.

***

Berbeda halnya dengan para akademisi yang melakukan plagiat untuk mendapatkan berbagai keuntungan, ada banyak orang yang melakukan plagiat tetapi tidak mendapatkan keuntungan apapun. Contohnya ya kita para kompasianer ini. Jika ada di antara kita yang melakukan plagiat, baik plagiat utuh maupun plagiat sadur alias mozaic plagiat, kita kan tidak dapat misalnya uang sekedar lima ratus perak pun.

Karena itu, saya pribadi, enjoy-enjoy saja kalau ada orang mengirimkan karya plagiat ke Kompasiana ini. Paling juga artikelnya masuk HL, IH, TA, Terekomendasi, Paling Banyak dibaca, dst..dst. Jika pun kemudian uploader tulisan itu mendapat berbagai puji-pujian, pujian juga tidak bisa mengenyangkan perut. Lagi pula, orang yang suka dipuji itu hakikatnya adalah orang kurang akal.

Saya juga tak peduli kalau ada orang mengakui tulisan saya sebagai miliknya. Silahkan copas tulisan saya yang mana saja, lalu sebarkan ke mana saja atas nama siapa saja.

Saya yakin tidak ada satu pun pihak yang berani meng-copas tulisan saya. Mengapa?
Karena tulisan saya tidak ada yang bermutu.
Apalagi.

Salaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun