Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Menolong 8,5 Juta Penderita Diabetes di Indonesia

25 Oktober 2015   12:27 Diperbarui: 25 Oktober 2015   12:27 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya akan menulis dengan gaya blogger, karena bosen juga keseringan menulis dengan gaya Kompas atau pun gaya Tempo di Kompasiana ini. Hehehe...
Begini ceritanya, agan dan sista yang cakep-cakep .....

Saya sudah lumayan lama juga tertarik pada seni pengobatan alternatif untuk penyakit diabetes mellitus alias kencing manis. Sejenis penyakit akibat kegagalan kinerja pankreas. Kebetulan ada beberapa saudara dan tetangga yang mengidap penyakit berbahaya ini.

Menurut pengamatan saya, dari sepuluh penderita yang ada di kampung saya, sembilan diantaranya meninggal dunia, hanya satu yang berhasil sembuh. Menurut yang sembuh itu sih, dianya patuh diet gula. Berobat pakai obat medis, dan biaya berobatnya tergolong mahal buat orang kebanyakan.

Buka-buka internet, nyari obat alternatif diabetes mellitus (DM) ini, ketemu sama suatu jenis obat berbentuk bubuk berwarna coklat, berbahan dasar tebu. Pembuatnya mengklaim bahwa : gula dilawan harus dengan gula! Penemu obat ini adalah seorang cewek yang beralamat di kota Medan. Ia mengklaim bahwa obat racikannya pertama kali dicobakan ke ayahnya sendiri yang kena DM, lalu sembuh secara permanen. Setelah dicobakan ke orang lain, mereka juga sembuh.

Okelah kalo begitu! Saya pun lalu mengutus adik saya untuk pergi membeli obat ajaib itu ke Medan. Kebetulan alamatnya dekat dengan rumah abang saya yang tinggal di kota Medan. Jadi gak sulit mendapatkannya. Beli enam kotak, yah.., kira-kira habis satu jeti lebih dikitlah. Anggap investasi. Kalau memang mujarab, kan saya bisa jadi resellernya. Hahahaha...... otak bisnis jalan teruus...!

Tapi, sebelum memutuskan untuk menjual obat ini, harus diuji coba dulu kepada beberapa kelinci percobaan.., ups.. maaf, kepada beberapa sanak yang kebetulan sedang mengidap DM. Tiga relawan masing-masing mendapatkan dua kotak obat yang sedianya cukup untuk dua bulan, secara gratis. Relawan dipilih dari mereka yang sudah stadium akhir, dan sudah habis hutan habis rumah untuk berobat ke mana-mana. Gula darah mereka pun dicek oleh ahli medis. Lalu dicatat

Singkat cerita, setelah kurang lebih dua bulan kemudian, hasilnya : tak ada perubahan yang positif.

Ups.., saya gagal. Tapi tak lantas patah arang. Usaha harus jalan teruuss....!

Suatu hari ada seorang teman pesbuk terpercaya yang update status tentang penyakit diabetes ibunya yang sudah diobati secara medis selama bertahun-tahun, tapi gak juga sembuh-sembuh. Sampai suatu ketika, ia disarankan oleh temannya untuk mengobati penyakit yang sudah kronis itu dengan meminumkan bubuk biji gambas yang sudah disangrai, ditumbuk lalu diperlakukan seperti bubuk kopi. Ibunya yang sudah sempat lumpuh itu lalu sembuh! Oh ya, inisial teman saya yang share pengalamannya itu adalah SP, tapi bukan Surya Paloh, ya.

Otak saya pun lalu berputar cerdas. Bagaimana caranya memanfaatkan info A1 ini. Yah, lagi-lagi teori harus diuji. Tapi, mendapatkan biji gambas tua bukanlah perkara mudah buat saya. Kalau gambas sayur sih, beberapa ton di pasar pagi.

Sebenarnya, biji gambas tua mudah dibeli di toko pertanian, namun sayang, biji itu sudah diberi perlakuan pestisida. Ntar bukannya sembuh, pemakainya malah bisa-bisa koit. Di internet juga ada banyak pihak yang menawarkan ekstrak biji gambas siap pakai. Namun kan keasliannya saya tak tahu. Iya kalau itu benar dari biji gambas, lha kalau dari biji ganja, bisa fly en sakaw tetangga saya. Lebay mode on.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun