Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Siapa yang Menemukan Teh Celup?

29 September 2020   06:43 Diperbarui: 29 September 2020   06:56 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gizmodo.com

Thomas Sullivan, seorang importir asal New York, berpikir bahwa ia perlu memperkenalkan teh yang diimpornya kepada lebih banyak calon pembeli potensial agar penjualan teh meningkat. Untuk itu ia perlu menyediakan lebih banyak sampel teh untuk dikirim. Hanya, mengirimkan sampel dalam kemasan kaleng dirasa tidak efisien. Selain kemasannya mahal, juga jumlah sampel teh terlalu banyak. Boros. Bagaimana cara untuk menghematnya?

Satu ide cemerlang menghampiri Sullivan di tahun 1908. Ia mengemas sampel teh dalam kantong kecil yang terbuat dari kain sutera. Calon pembeli tinggal mengeluarkan teh dari kantong sutera itu dan menyeduhnya dengan air panas atau mendidih. Akan tetapi, para calon pembeli ini melakukan 'kesalahan' yang menyenangkan. 

Alih-alih mengeluarkan teh dari kantong, mereka langsung mencelupnya ke dalam air panas. Mereka merasa senang dengan 'inovasi' Sullivan yang membuat penyajian teh menjadi jauh lebih praktis. Pesanan semakin banyak mengalir. Tentu saja Sullivan tidak tahu 'kesalahan' para pelanggannya, sehingga ia mengirimkan pesanan teh dalam kemasan dan ukuran yang biasa. Para pelanggan mengeluh dan memintanya untuk mengirimkan teh dalam kantong seperti sampel yang pernah mereka terima.

Cerita ini sering disampaikan sebagai kisah awal mula ditemukannya teh celup secara tidak disengaja. Akan tetapi, cerita ini lebih merupakan kisah 'dari mulut ke mulut' yang rapuh. Sullivan mungkin adalah orang yang membuat teh celup populer, tetapi ia bukanlah orang yang pertama kali menemukannya.

 Pada 26 Agustus 1901 Roberta C Lawson dan Mary Mclare, dua orang perempuan dari Milwaukee, Wisconsin, mengajukan paten untuk wadah daun teh yang mirip sekali dengan kantong teh modern. Pengajuan disetujui dan mereka memperoleh paten pada 24 Maret 1903. Akan tetapi, tampaknya mereka tidak cukup berhasil di pasar, sehingga teh celup tidak populer sampai kemudian Sullivan secara terpisah menggunakan konsep yang sama pada sampel tehnya. 

Terlepas dari bagaimana kantong teh ditemukan, teh celup memberikan solusi atas dua masalah sekaligus: bagaimana menyeduh secangkir teh dengan praktis dan bagaimana mengurangi kerepotan membuang ampas teh di dalam poci. Teknologi pembuatan kantong teh terus mengalami perkembangan. 

Bahan kain diganti dengan kertas. Ada juga kantong teh berbahan plastik. Kantong teh plastik ini menuai dua kontroversi. Pertama berupa limbah yang tak dapat diuraikan oleh alam. Kedua, kantong teh plastik ini melepaskan milyaran partikel mikro dan nano saat diseduh dengan air panas. Partikel-partikel yang tak kasat mata ini berpotensi membahayakan kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun