Mohon tunggu...
Antonius Along
Antonius Along Mohon Tunggu... Praktisi

Menulis dan mengispirasi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak PHK Massal di PT Erna Djuliawati Sanggau, dan Apa Strategi Pemerintah

26 Februari 2025   11:47 Diperbarui: 26 Februari 2025   11:50 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di PT Erna Djuliawati, Sanggau, Kalimantan Barat, merupakan isu yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Perusahaan ini, yang mengelola konsesi hutan seluas 184.206 hektar di Kalimantan Tengah dengan fasilitas industri di Sanggau, Kalimantan Barat, telah lama berperan penting dalam sektor kehutanan Indonesia. Selain itu, PT Erna Djuliawati juga berkontribusi dalam bidang pendidikan melalui pengelolaan SD Erna Kayu Tunu di Kabupaten Sanggau. Dampak PHK Massal PHK massal tidak hanya berdampak pada hilangnya mata pencaharian bagi karyawan yang terdampak, tetapi juga dapat memicu peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut. Selain itu, penutupan atau pengurangan operasional perusahaan dapat memengaruhi sektor-sektor lain yang terkait, seperti pendidikan dan ekonomi lokal. 

Kebijakan yang Dapat Diambil Pemerintah Untuk mengatasi dampak negatif dari PHK massal di PT Erna Djuliawati, pemerintah dapat mempertimbangkan langkah-langkah berikut: 

1. Dialog Tripartit: Menginisiasi dialog antara pemerintah, manajemen PT Erna Djuliawati, dan perwakilan karyawan untuk mencari solusi terbaik guna mencegah atau meminimalkan PHK. Pendekatan ini sejalan dengan Pasal 151 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mengamanatkan upaya maksimal untuk menghindari PHK melalui musyawarah. 

2. Transparansi Keuangan: Meminta perusahaan untuk membuka laporan keuangan mereka sebagai bukti adanya kerugian yang signifikan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa PHK dilakukan berdasarkan alasan yang valid dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Pelatihan dan Penempatan Kerja: Menyediakan program pelatihan ulang bagi karyawan yang terkena PHK agar mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja saat ini. Selain itu, pemerintah dapat memfasilitasi penempatan kerja baru bagi mereka. 

4. Insentif bagi Perusahaan: Memberikan insentif fiskal atau bantuan lainnya kepada perusahaan yang berkomitmen untuk mempertahankan karyawannya, terutama di sektor-sektor yang terdampak parah oleh kondisi ekonomi global. 

5. Pengawasan terhadap Kebijakan Impor: Meninjau kembali kebijakan impor yang dapat berdampak negatif pada industri lokal. Misalnya, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor telah dikritik karena berpotensi memicu PHK massal di berbagai sektor. 

6. Penguatan Jaring Pengaman Sosial: Memperkuat program jaring pengaman sosial untuk membantu karyawan yang terkena PHK, seperti bantuan tunai sementara, subsidi pelatihan, atau akses ke layanan kesehatan dan pendidikan. 

PHK massal di PT Erna Djuliawati merupakan tantangan serius yang memerlukan respons cepat dan tepat dari pemerintah. Melalui kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan karyawan, diharapkan solusi yang adil dan berkelanjutan dapat dicapai untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di Kalimantan Barat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun