Akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan wilayah Betawi (Brebes Tegal Slawi) pusat tongkrongan baru. Tempatnya bukan di mall, cafe atau restoran mewah tapi di warung pinggir jalan daerah Balapulang. Bukan sushi, ramen, burger atau makanan kekinian tapi nasi ponggol. Kok bisa? Â Apa sih menariknya? Â
Warung Ponggol Jati yang didirikan Bapak Slamet dan Bunda Sairoh tahun 1988 hanya menjual nasi ponggol untuk sarapan sampai sekarang. Warung yang awalnya menyediakan nasi untuk sarapan petani yang hendak ke sawah mendadak viral sejak pandemi covid-19.
Sebenarnya menu yang dijual sangat sederhana cuma nasi, Â sayur tempe dan gorengan. Cuma yang menarik masaknya masih menggunakan kayu bakar dan alas sajinya menggunakan daun jati. Inilah yang menjadi daya tarik orang berkunjung.Â
Aroma dan rasa memang berbeda jika memasak menggunakan kayu bakar jika dibandingkan dengan menggunakan kompor gas. Apalagi alas makannya menggunakan daun jati yang kini jarang digunakan.Â
Warung ponggol setiap hari mulai pukul 04.00 -12.00. Awalnya pelanggan hanya masyarakat sekitar dan petani yang akan pergi ke sawah. Namun sejak pandemi covid-19 dan maraknya bersepeda, warung ini kecipratan rezeki karena banyak goweser yang sarapan disitu dan memosting di akun media sosialnya. Akhirnya ramai dan menjadi viral sehingga banyak orang makan disitu.Â
Kini setiap hari Rabu, Sabtu dan Minggu kita akan sering melihat pemandangan seperti ini di depan warungnya. Bukan hanya goweser yang makan disini setelah gowes sepeda tetapi juga masyarakat yang kebetulan lewat atau sengaja dari rumah untuk sarapan disitu. Dengan mengeluarkan uang sejumlah 5.000 kita bisa menikmati nasi ponggol jati baik makan disitu atau dibungkus. Tentu lain lagi harganya kalau tambah gorengan dan teh manis.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng)Â
Lihat Foodie Selengkapnya