Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penulis Cap Opor Rasa Kekinian

20 November 2017   01:39 Diperbarui: 20 November 2017   02:30 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sina memajukan bibirnya. Tangannya dipukulkan beberapa kali ke pahanya sendiri. "Kenapa sih gue gak bisa jadi penulis terkenal seperti Andrea Hirata?" teriak hatinya. "Minimal bisa punya buku yang royalti per bulannya seperti seorang penulis cilik yang katanya mencapai 19 juta itu?" Hatinya terus berbicara.

 Tangannya bergerak cepat di atas keyboard. Tanpa sadar, draft naskah yang sudah susah payah ditulisnya langsung di-delete begitu saja. Padahal di sana tadi sudah ada satu halaman konsep cerita yang ditulisnya selama 4-5 jam ini. Sina langsung memukul kepalanya sendiri, lalu beranjak ke luar kamar. Dengan langkah yang sengaja dibunyikan, ia berjalan melewati dapur lalu ke taman belakang.

Sang Mama yang sedang asyik memasak, memandang anak gadisnya itu yang sekarang duduk di bangku taman. Bahasa tubuhnya terlihat gelisah. Sambil menarik garis bibirnya, dia mengaduk sayuran yang sedang dibuatnya. Dicicipinya sesaat, lalu dia pun mematikan kompornya. Diambilnya sebuah mangkuk kecil, diisinya dengan sayur buatannya, dia lalu berjalan ke taman belakang. 

"Nak, ini coba opor ayam buatan Mama," ujarnya perlahan sambil duduk di samping Sina. Sina agak terkejut dengan kehadiran mamanya. Ia hanya memandang wajah mamanya. "Nih, cobalah," Sang Mama memajukan sendok berisi opor. Sina takmampu menolak. Ia menyeruputnya perlahan.

Kehangatan menjalari tenggorokannya. Sang Mama secara perlahan menyuapi opor ayam kepada anak gadisnya itu. Sina merasakan kedamaian. Dirinya suka sekali dimanja. Apalagi ia memang suka dengan opor ayam buatan mamanya. "Mama tahu kamu lagi buntu menulis ya?" Sina mengangguk. "Kamu pasti bercita-cita ingin seperti J.K. Rowling yang telah menjadi miliarder baru setelah mengeluarkan sihir Harry Potter-nya?" Sina membesarkan matanya. Sang Mama mengusap kepala Sina. Opor ayam di mangkok telah tandas. "Kamu mau menjadi Penulis Cap Opor?" tanyanya mendadak.

"Apa, Ma?" tanya Sina tidak percaya. "Mama tidak salah bicara, Nak," ujar Sang Mama. Dia kemudian mengeluarkan botol kecil dari saku celananya. "Nih, cobain dulu Kayu Putih Aroma (KPA) di leher dan kening kamu, Nak. Rasakan kehangatannya yang tidak berbau." Sina diam saja saat mamanya mengoleskan KayuPutihAroma ke leher dan keningnya. 

Hmmm ... ia merasakan kehangatan dan kesegaran sekaligus. Aromanya pun terasa familiar. "Lavender ya, Ma?" tanyanya. Sang Mama mengangguk. "Mama kenal dengan seorang kawan penulis. Namanya Bang Aswi, asli Bandung. Salah satu teori menulisnya adalah Penulis Cap Opor."

"Katanya, Penulis Cap Opor itu bukan mengada-ada. Cap dan Opor adalah dua kata ajaib. Cukuplah dua kekuatan itu saja yang harus kamu miliki hingga nantinya akan menjadi keberuntungan atau hoki dalam hidup kamu sebagai penulis. Kekuatan 'CAP' yang dimaksud adalah CAPABILITY atau KEMAMPUAN. 

Siapa pun pasti setuju kalau ingin penjadi penulis yang sukses tentu harus mumpuni di bidangnya alias memiliki keterampilan. Dan untuk mendaki ke arah itu, pembelajaran yang terus-menerus adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kamu harus terus menulis, menulis, menulis, tak peduli berapa puluh atau ratus kali ditolak."

"Kekuatan 'OPOR' adalah kekuatan kedua yang tidak bisa dipisahkan dari kekuatan pertama, yaitu OPORTUNITY atau KESEMPATAN. Kemampuan tanpa kesempatan adalah layaknya seorang sarjana yang menganggur. Begitu pula dengan kesempatan tanpa kemampuan adalah seperti seorang pengemis. Raihlah kesempatan itu untuk membuat kamu menjadi penulis sukses. Bagaimana caranya? Sosialisasi. Buatlah jaring laba-laba agar kamu dapat berkomunikasi dengan siapa pun juga. Tidak dengan cara menjerat tetapi merangkul banyak orang agar kesempatan itu semakin terbuka lebar."

Sina tersenyum lebar. Ia pun langsung memeluk mamanya. "Mamaku adalah mama super. Mama tahu aja apa yang aku butuhkan saat ini." Sina berdiri, lalu mengambil botol KPA yang dipegang Sang Mama. "Ini buatku ya, Ma." Dan mamanya mengangguk. Matanya berbinar. Sina tiba-tiba saja membayangkan bahwa J.K. Rowling adalah seorang Penulis Cap Opor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun