Sosok itu masih ingat benar saat masih kecil dulu. Saat masih berseram putih merah dan disuruh oleh pihak sekolah untuk bersiap-siap menuju jalan raya yang berjarak 2 km dari sekolah. Perasaan senang dan tanda tanya menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Masing-masing anak kemudian diberi satu bendera merah putih kecil yang bisa dilambai-lambaikan.
Meski di Jakarta, tempat tinggal dan sekolah sosok itu memang agak 'nyingcet' alias di pedalaman. Setelah berjalan sejauh 2 km melewati jalan yang agak sepi, barulah terpampang Jl RE Martadinata yang ramai dengan kendaraan besar semacam tronton. Di sanalah semua anak sebayanya berdiri di sepanjang jalan, berbaris rapi, sambil mengacungkan bendera yang ada di tangan. Meski menunggu lama, tapi momen itu jadi lupa saat rombongan pembawa obor Pekan Olahraga Nasional (PON) berlari melewati dengan suara sirine mobil pendamping. Meriah. Seru!
Sekarang? Nah, momen itu seperti terlupakan begitu saja. PON sampai saat ini seperti tenggelam ke dasar bumi dan sulit dilacak meski dengan alat pendeteksi dari satelit. Bahkan, bisa jadi ada banyak masyarakat yang belum tahu kalau sekarang ini PON yang ke berapa dan mempertandingkan berapa cabang olahraga. Alhamdulillah, rezeki tidak dapat ditolak, sosok itu bersama beberapa kawan-kawan Kompasianer Bandung (KBandung) mendapat undangan khusus dari staf Penyiaran dan Pelayanan Media (PPM).
Gambaran besarnya para blogger itu diundang oleh Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX/2016 Jawa Barat. Hanya itu? Tidak. Karena penyelenggaran ini juga dibarengi dengan Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia (PEPARNAS) yang ke-15. Berbeda dengan PON, PEPARNAS adalah suatu ajang kompetisi khusus bagi atlet cacat Indonesia. Perbedaan PON dan PEPARNAS terletak pada pembagian kelas dan teknis pertandingan, dimana atlet dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiknya. Terus, tujuannya para blogger diundang? Ya, tentu saja sebagai upaya mengoptimalkan sosialiasi pesta olahraga tingkat nasional kepada masyarakat Indonesia melalui dunia maya. Paling tidak bagi warga Bandung dan Jawa Barat bahwa PON tahun depan akan diselenggarakan terpusat di Bandung dan beberapa kota di Jawa Barat. Bangga, dong.
Salah satu ciri khas dari gelaran olahraga paling ramai di Indonesia ini adalah maskot. Bahkan, pada tingkat olahraga dunia pun akan selalu diluncurkan maskot yang unik. Biasanya maskot tersebut diambil dari hewan khas dimana acara tersebut dilangsungkan. Lalu bagaimana dengan Jawa Barat? Sudah pasti semua unsur pemerintah dan panitia memutar otak untuk memilih hewan yang tidak hanya khas tetapi unik, meski sebenarnya bisa jadi sudah hampir punah.
Nah, PON XIX dan PEPARNAS XV yang akan digelar pada 2016 nanti itu telah memilih hewan Surili (Presbytis comata), sejenis primata endemik asli Jawa Barat yang tinggal di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gede Pangrango, dan kondisinya memang benar sudah terancam punah. Pemilihan Surili ini dengan alasan kelucuan, kebersahajaan, kelincahan, dan kehangatan lengkingannya mewakili sebagian sifat dan kemampuan para atlet. Seperti biasa, Surili ini juga dikenakan Iket (pengikat kepala khas Jawa Barat) yang mencerminkan nilai luhur tradisi dan karakter masyarakat Jawa Barat yang 'Cageur, Bageur, Bener, dan Pinter'.
Ada sekira 15 dari 27 kabupaten atau kota yang ada di Jawa Barat yang telah dipersiapkan sebagai venue untuk pelaksanaan 44 cabang olahraga PON dan 13 cabang PEPARNAS. Oya, yang unik dari perhelatan PON 2016 nantinya adalah adanyas 10 cabang olah raga eksebisi, yaitu Arung Jeram, Bola Tangan, Gateball, Kbaddi, Rugby, Barongsai, Equestrian, Jet Ski, Muaythai, dan Woodball. Beberapa nama tampak asing tetapi beberapai lagi sudah familiar. Ada yang tahu?
Selain maskot, juga ada beberapa tambahan seperti simbol dan lambang yang digunakan. Sebut saja logonya yang merupakan stilasi dari Kujang. Inilah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang merepresentasikan karakteristik semangat olahraga dan sekaligus masyarakat serta budayanya. Kujang terbentuk dari api obor berkobar sebagai simbil semangat peraih prestasi tertinggi. Warna merah di kepala melambangkan semangat juara. Lima bagian obor adalah refleksi dari lima jari tangan manusia, simbol bahwa PON/PEPARNAS diharapkan kembali dalam genggaman Jawa Barat.
Enam lingkaran bermakna sebagai lima lingkaran olympic (olahraga universal) yang disatukan oleh satu lingkaran pengait. Tiga lekuk dinamis juga mempresentasikan semangat dan dinamika para difabel untuk berjaya di tanah legenda. Ringkasnya, logo tersebut menunjukkan bahwa Jawa Barat kembali memegang kesempatan tuan rumah pelaksana dan penyelenggara PON XIX/PEPARNAS XV.