Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah: Ladang Prestasi Plus Rawan Pembullyian?

11 November 2022   15:50 Diperbarui: 11 November 2022   15:57 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://sph.edu/id/kehidupan-siswa/ekstrakulikuler)

Kegiatan ekstrakulikuler pada hakikatnya merupakan kegiatan tambahan yang disediakan oleh sekolah dalam rangka untuk membina sekaligus mewadahi beragam bakat dan keterampilan siswa dalam bidang nonakademik. 

Tujuannya adalah untuk menyaring dan mencari bakat-bakat terbaik yang di masa depan dapat meraih prestasi baik untuk tingkat kota/kabupaten, provinsi, nasional, hingga internasional. 

Senada dengan pernyataan di atas, pengertian kegiatan ekstrakulikuler juga dipertegas dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudyaaan No. 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.

Tak cukup sampai di situ, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan ekstrakulikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakulikuler sendiri dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita pahami bersama bahwa peningkatan keterampilan siswa dalam bidang nonakademik perlu wadah dan pembinaan yang optimal baik dari sekolah, guru, maupun pelatih hingga sampai pada pemerintah selaku pemangku kebijakan agar bakat serta minat siswa dapat terasah optimal dan kualitas diri kian waktu kian meningkat.

Banyak contoh di mana saya sendiri selaku guru di sebuah sekolah negeri di kota Samarinda melihat bahwa prestasi peserta didik yang ditorehkan memang beragam dan banyak didapatkan. Mulai dari nonakademik bidang olahraga macam karate, voli, futsal, basket, badminton, panahan, renang, dan lain sebagainya. 

Tak cukup sampai di situ, bidang kesenian juga tak mau kalah. Ragam prestasi di bidang seni seperti baca puisi, menari tarian daerah, hingga lomba kesenian lain di berbagai jenjang baik kota hingga nasional sudah didapatkan. 

Jangan lupakan pula prestasi di bidang lain seperti Lomba Ketangkasan Baris Berbaris, Pramuka, Keagamaan, dan masih banyak lagi. 

Walau gelimang prestasi telah didapatkan, tetapi terkadang saya sendiri masih menemukan adanya masalah perundungan yang terjadi dalam lingkungan internal ekstrakulikuler. Salah satunya pada ekskul baris berbaris (PASKIB). 

Saya pernah mendapatkan laporan di mana seorang siswa yang memang berminat untuk mengikuti kegiatan paskib, justru dirisak (bully) oleh sesama temannya hingga pelatih atau seniornya. 

Alhasil, ketika saya menanyakan masalah tersebut, pihak pelatih justru tak memberikan keterangan yang diharapkan dan justru menghindar. Sementara murid yang terbully memilih untuk keluar dari kegiatan tersebut dan memilih kegiatan ekstrakulikuler lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun