Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dunia Perskripsian: Beberapa Persiapan Sebelum Mulai Bergelut dengan Skripsi

10 Mei 2022   19:00 Diperbarui: 11 Mei 2022   12:16 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi (DOK. PEXELS)

Hingga saat ini, mahasiswa tingkat akhir pada jenjang S1, tentu masih mengalami ketakutan dan kekhawatiran yang laten tentang bagaimana cara menulis skripsi. 

Jika berdasarkan pengalaman penulis, menulis skripsi sebenarnya bukan merupakan momok yang menakutkan, melainkan sudah menjadi tanggung jawab bagi setiap mahasiswa yang memang telah memasuki fase akhir dalam perkuliahan atau fase semester ke-8 jika mengacu pada masa studi normal selama 4 tahun.

Lalu mengapa skripsi menjadi bagian dari tanggung jawab? 

Skripsi merupakan bagian dari karya seorang mahasiswa di suatu Perguruan Tinggi yang tergolong ke dalam karya tulis ilmiah. 

Ketika seseorang mulai menempuh masa perkuliahan di semester pertama, maka ia akan diperkenalkan dengan segala kehidupan warga kampus, dengan segala aktivitas akademik maupun non akademik yang ada di dalamnya. 

Bertemu teman baru, mulai mengubah pola pikir siswa ke mahasiswa, meningkatkan etika serta sopan santun dalam bersikap kepada dosen juga menjadi sebuah aspek yang patut menjadi perhatian bagi setiap mahasiswa muda. 

Masuk ke semester berikutnya, seorang mahasiswa mulai diperkenalkan dengan beberapa penugasan yang mengharuskan seorang mahasiswa untuk menyesuaikan dengan segala permintaan dosen. Ada yang minta dibuatkan dan dikumpulkan dalam bentuk hard file, soft file, bentuk makalah, kertas jawaban, formulir online, dan lain sebagainya. Semua harus dikerjakan dengan teliti dan menyesuaikan dengan referensi yang diminta sebagai bahan penulisan.

Jika sudah menyelesaikan tugas tanggung jawab di semester satu hingga tujuh, maka masuklah mahasiswa tersebut pada fase penyusunan skripsi di semester delapan. Dan di situlah beban dan tanggung jawab tersebut muncul. 

Belajar dari banyak pengalaman, mulai meningkatkan referensi bacaan, mulai mencari relasi, niat dan konsisten dalam menyelesaikan skripsi, mulai mengadakan pengamatan terkait dengan permasalahan yang akan dikupas nantinya dalam skripsi dan lain sebagainya akan membantu mahasiswa untuk menghadapi fase penyusunan tugas akhir akan lebih siap.

Jika sudah melakukan beberapa hal yang menjadi contoh di atas, tentu kita akan mengetahui arah penyusunan tugas akhir sebagai seorang mahasiswa, mau berapa lama skripsi tersebut digarap, dan kapan kita dapat menyelesaikan hingga masuk tahap ujian akhir (pendadaran).

Lalu yang menjadi pertanyaan, apa persiapan yang dapat dilakukan sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir untuk mulai menulis skripsi atau tugas akhir lainnya?

(oerban.com/ilustrasi Mahasiswa Tingkat Akhir)
(oerban.com/ilustrasi Mahasiswa Tingkat Akhir)

Berangkat dari Masalah Bukan dari Judul

Ungkapan penulis simak dan dapatkan dari salah satu dosen mata kuliah di Universitas Mulawarman Kalimantan  Timur. 

Beliau menyampaikan jika langkah awal untuk menyusun skripsi dapat dapat dimulai dengan mengadakan pengamatan dan menemukan permasalahan melalui fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita. 

Jika kita telah sudah menemukan permasalahan yang akan kita teliti, tentu kita dapat memulai membuat pertanyaan berkaitan dengan kepentingan analisis permasalahan. 

Berangkat dari judul maksudnya adalah ketika kita telah mampu menemukan suatu permasalahan misalnya fenomena sosial masyarakat, fenomena kebahasaan terkait dengan bahasa Indonesia, proses dialektika menggunakan bahasa daerah, penelitian berkaitan dengan tindakan kelas, isu-isu viral yang dikaitkan dengan disiplin keilmuan tertentu, dan lain sebagainya. 

Tentu kita akan mudah menemukan melanjutkan permasalahan atau fenomena tersebut menjadi suatu kajian yang akan diteliti hingga dapat menentukan judul dari penelitian tersebut.

Seorang mahasiswa tingkat akhir ingin mengadakan suatu penelitian tentang fenomena kebahasaan, maka dia harus memulai untuk mengadakan observasi awal berkaitan dengan permasalahan kebahasaan yang terjadi di sekitarnya. 

Ia menemukan mayoritas masyarakat di daerah tersebut berkomunikasi menggunakan bahasa daerah Paser. Maka sang calon peneliti sudah mulai mencari tahu hal apa yang perlu ia analisis terkait dengan bahasa daerah tersebut dan mengaitkan dengan kajian mata kuliah yang nantinya akan ia gunakan teorinya sebagai instrumen untuk menganalisis data penelitian.

Mencari dan Mengumpulkan Bahan (Referensi)

Mulai mencari bahan atau referensi guna keperluan penulisan mungkin dapat dilakukan sebelum mulai menulis. 

Sebagai seorang mahasiswa, tentu ada sebagian dari kita yang tidak hobi membaca. Walau nyatanya sebagian dari kita tidak hobi membaca, namun kita dapat mulai sedikit mengubah kebiasaan kita dalam hal peningkatan bahan bacaan. 

Jika kita telah menemukan permasalahan apa yang akan diteliti dan dituangkan dalam sajian skripsi atau tugas akhir lainnya, kita dapat mulai mencari situs-situs penyedia jurnal atau e-book yang bersifat gratis maupun berbayar seperti Portal Garuda, Perpusnas, LIPI, Google Scholar, DOAJ, Many Books, Academia, dan lain sebagainya. 

Mencatat materi-materi yang memuat teori-teori esensial yang terdapat dalam jurnal atau e-book dapat membantu kita sebelum mulai menulis skripsi.

Jeli Melihat Isu-isu Viral

Memanfaatkan media elektronik atau media massa dalam hal penulisan skripsi juga merupakan langkah yang bagus. Kita dapat menyesuaikan isi atau konten skripsi yang berkaitan dengan isu-isu yang sedang viral. Misalnya tentang Covid-19, isu politik, konflik Rusia dan Ukraina, karya novel yang sedang viral dan ramai pembaca, dan lain sebagainya.

Jika kita mampu menemukan dan mengintegrasikan isu viral dengan judul kajian pada skripsi yang akan kita buat, tentu hal tersebut membantu seorang mahasiswa tingkat akhir untuk lulus tepat waktu sesuai harapan.

Libatkan Diri Anda pada Setiap Diskusi tentang Perskripsian

Ajak teman Anda sesama mahasiswa tingkat akhir untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan skripsi. Anda bisa menanyakan beberapa hal yang berkaitan kendala dalam penyusunan tugas akhir, dan Anda pun juga dapat menceritakan apa kendala Anda dalam hal menulis skripsi. Hal tersebut bertujuan agar terlibat dalam diskusi sehingga dapat memunculkan inspirasi yang berkaitan dengan proses penulisan skripsi. 

Diskusi dapat Anda mulai dengan mendekati dan mencari sumber-sumber atau referensi dari kakak tingkat, atau jika Ada kesempatan Anda boleh langsung mencari dosen-dosen yang sekira akrab dengan mahasiswa ketika di kampus.

Jangan Terlalu Lama Healing

Menyibukkan diri dalam hal perskripsian tentu hal wajar yang akan dialami oleh mahasiswa tingkat akhir. Jika Anda mahasiswa dengan tipe moody-an tentu hal ini sedikit berbeda. 

Mencoba untuk sekedar berlibur atau melakukan aktivitas untuk memulihkan tenaga dan pikiran sebelum menulis skripsi tak sepenuhnya dilarang, akan tetapi yang harus diingat, Anda juga harus ingat target awal Anda ketika saat menjadi mahasiswa semester awal.

Jika Anda punya target untuk lulus tepat waktu, maka jadikan itu motivasi agar ketika Anda berlibur atau sedang mengadakan healing Anda tetap ingat target atau tanggung jawab yang akan Anda selesaikan.

Itulah beberapa langkah yang dapat Anda persiapkan dan mulai lakukan sebagai mahasiswa tingkat akhir di kampus. 

Semangat skripsian dan semoga sukses dalam menulis skripsinya.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun