Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Juri Indonesian Idol

13 Oktober 2017   08:38 Diperbarui: 13 Oktober 2017   08:43 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Baru baru ini Juri Indonesian Idol 2017/18 terlengkapi sudah. Lima pemuka penentu bakat musim kesembilan inipun terpilih, terdiri dari Judika, Armand Maulana, Maia Estianty, Bunga Citra Lestari dan Ari Lasso.

Pemilihan juri kali ini adalah suatu bentuk penyegaran, tidak asal pilih, dan sudah teruji kemampuannya di industri musik selama ini, begitu penjelasan yang sempat dikutip dari Programming & Production Director RCTI.

Melihat komposisi juri ini, gimana pendapat bapak  bapak dan ibu ibu dimanapun berada?  Pasti beragam opini atau pendapat yang bisa saja mencuat, atau mungkin saja opini kita seperti paduan suara setujuuu..

Sementara itu, bila membaca reaksi anggota juri lima ini, cukup beragam dan menarik dilirik,

Kang Armand siap dibully,  Mas Ari Lasso jangan salah omong, Bunda Maia, hayu aja santai, ada si botak enggak ya, Bang Judika mau lihat peserta yang bisa nada rendah dan nada tinggi, Non BCL kaget dan deg degan, comment natural ajah.

Menilik Indonesiaan Idol yang adalah genre reality show, yang adalah juga adopsi dari pop idol (British) dengan sponsor Fremantle Media.  Setelah tahun lalu induknya American Idol lengser, Indonesian Idol tetap mengibarkan waralaba ini, dengan reason, rating yang masih signifikan eksis didalam salah satu kompetisi bergengsi Indonesia bernyanyi.

Merekam perihal reality show yang pernah ada, sejujurnya kekuatan acara realitas atau program kenyataan sejenis ini ada pada personal judges atau pribadi juri dan komposisi juri, diikat dengan realitas emosional yang di kreasi oleh pembawa acara atau hoistnya. Selama ini kemasan sebagai suatu show realitas memang gitu gitu mulu, patronik. Sementara pemuncak idola yang terpilih akan menjadi sesuatu yang istimewa yang tidak juga wah, biasanya segera  menjadi suatu yang anti klimaks, apalagi setelah melewati rentang waktu pasca pemenangan. Karena industri musik aktual tidak berbanding lurus dengan kejuaraan tarik menarik suara, meskipun kontes idola ini notabene adalah perhelatan industri musik, namun untuk market real tidak semudah membalik telapak kaki.

Namun Indonesian Idol selalu saja menyentak kaum muda pop-rock yang berbondong mengadu optimisme bakat . Ratusan ribu pendaftar rela berjajar berjam jam di sebagian kota di republik ini. Antusiasme menjadi pop up dan terkenal bahkan sarana merubah nasib dipercaya menjadi quantum leap mimpi mimpi muda mereka.

Kembali kita ke dapur panas rock-pop idol ini, yang tiada lain adalah juri sebagai driving force suksesnya pesta kompetisi panjang ini. Maka nama nama juri menjadi factor konfiden yang menjamin, seperti dalam alam politik pileg. Komposisi juri Indonesian Idol sekarang ini apakah telah memenuhi karakterisasi seperti yang yang sudah sudah, menurut aku, masih perlu ditunggu nanti setelah inisiasi dan rundown awal  kompetisi ini menggelinding.  Tidak adanya juri yang menenangkan dalam pasca penentuan tim juri ini sebelum pesta dimulai, membuahkan sebersit rasa masjgul untuk go ahead. Ketiadaan juri sekelas Ahmad Dhani sebagai bos yang paling kompeten diajang model beginian  sudah dilipet di folder yang entah dimana.Lepas dari kontroversi  yang norak, portofolio bos plontos ini dipercaya paling komplit di galaksi industri musik dari mulai upstream hingga downstream.  Om Dhani, dari sejak belia gondrong sampai kini licin, di perjalanannya sudah memetakan sebuah model  musik pop Indonesia setelah dekade kus plus. Dhani itu Dewa, Dewa 19, dan masterpiece jalan sutera penyanyi  penyanyi perempuan  bersuara dewi dan mulan, nuansa jiwa yang mistik. Mestinya bos ADP tea, tidak tergoyahkan untuk pengadil didalam pesta idola ini, lepas dari kontroversi yang tidak ada hubungannya dengan berkesenian.

Mestilah berani memahami sesuatu yang berbeda filosofi, keterikatan politik seharusnya bukanlah kesenian, mencari uang itu bisa dari politik bisa juga dari berkesenian. Nggak bisa diblend, kita gitaran nyanyi nyanyi politik pencitraan atau penistaan misalnya, dan lalu terima bayaran darinya. Itu enggak aci, kata anak anak.

Kekuatan khas juri di permusikan dan intuisi untuk menerawang bakat yang teoritis dan applied sangat mendukung kualitas idola terseleksi nantinya, juri yang pop namun tidak recorded stamp, cuma bisa menghasilkan reality show yang ngasal yang membawa bawa keluarga bapak ibu anak engkong dan seperti itulah, enggak ada loe gak rame.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun