Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Serentak, Pilihlah Daku, Kau Kutipu

29 Juli 2015   01:40 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:26 2065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pendaftaran pasangan calon yang akan bertarung di Pilkada serentak tahun 2015, Selasa (28/7) akhirnya ditutup oleh KPU. Tercatat, sebanyak 269 pasangan secara resmi sudah mendaftar. Kendati begitu, bagi daerah yang hanya terdapat satu pasangan, maka masa pendaftaran bakal dibuka kembali tanggal 1 – 3 Agustus mendatang.

Ada yang menarik dari berbagai tingkah para pasangan calon kepala daerah yang akan berkompetisi menjadi penguasa di daerahnya, khususnya saat mendaftar ke KPU. Di mana, untuk nmenggaet simpati masyarakat yang sebelumnya kerap diabaikan, pasangan calon mendadak bersikap sangat populis, kerap mengumbar senyum dan seakan dekat dengan rakyat kecil.

Dari yang berangkat ke KPU menggunakan becak, mengemudikan angkutan kota, bersepeda hingga menumpang dokar, seakan dianggap mampu mendongkrak pencitraan. Diringi ratusan, bahkan ribuan “suporter”, para pasangan calon kepala daerah memoles dirinya hingga menjadi calon pemimpin yang sangat layak dipilih rakyat.

Harus diakui, cara- cara ini yang memang merupakan bagian gincu politik, lumayan efektif untuk menjerat rakyat kebanyakan, paling tidak golongan bawah. Terlebih lagi ketika usai pendaftaran, mereka mau “blusukan” ke pasar atau pun perkampungan kumuh, maka efeknya cukup dahsyat. Rakyat kecil yang biasa dirundung nestapa, Nampak terkesima mendengar janji yang diumbar calon pemimpinnya.

Sosok Presiden RI Joko Widodo dan pasangannya Jusuf Kalla (JK), memang menjadi inspirasi para calon pasangan kepala daerah.  Seperti diketahui, Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi, menjelang Pemilihan Presiden tahun 2014 lalu, saat mendaftar ke KPU sengaja menggunakan sepeda onthel. Dampak penggunaan sepeda angin ini, ternyata mampu mendongkrak popularitas keduanya.

Begitu pun ketika datang ke KPU dalam rangka pengambilan nomor urut, pasangan Jokowi- JK lagi- lagi berinovasi. Dengan menggunakan bajaj berbahan bakar gas, mereka beriringan menuju kantor KPU. Tingkah polah orang nomor satu dan wakilnya di Republik ini sewaktu memasuki perhelatan pesta demokrasi, rupanya mampu membius mayoritas rakyat. Hasilnya, Jokowi-JK terpilih sebagai Presiden serta Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke 7.

Visi, Misi & Gizi

Dalam politik, segala cara memang dihalalkan untuk mencapai tujuan. Strategi memikat konstituen, harus dijalankan sedini mungkin tanpa harus menunggu masa kampanye. Seperti galibnya pasangan calon kepala daerah, berbagai kosmetik politik untuk memoles penampilan mau tak mau layak dipertontonkan. Dari sekedar janji- janji, hingga gelontoran bantuan sosial kerap diumbar.

Apa yang ditampilkan ini bukanlah hal yang aneh, sebab, dalam pilkada langsung yang dimulai tahun 2005 lalu, selain faktor Visi dan Misi, ada faktor lain yang menentukan, yakni Gizi. Siapa pun calon pasangan yang maju di Pilkada, oleh tim suksesnya, pasti telah disiapkan naskah Visi dan Misi. Isinya ? Praktis tak ada satu pun yang tidak populis, mayoritas pro rakyat.

Kendati begitu, Visi dan Misi yang nantinya akan disebar, tidaklah cukup. Hampir 90 persen pasangan calon yang maju, tetap akan mempersiapkan Gizi bagi mesin partai, mesin tim sukses serta konstituennya. Gizi yang berupa rupiah dengan nominal antara Rp 20.000 hingga Rp 100.000 / per suara (tergantung daerahnya) ini, masih sangat efektif dalam mendulang dukungan dari masa mengambang.

Ya, masa mengambang memang jadi primadona bagi pasangan calon di Pilkada mau pun calon legislatif. Rakyat kebanyakan yang tak paham politik dan tidak tercatat sebagai anggota partai politik, kerap menjadi target empuk tim sukses agar memberikan suaranya. Mereka relatif mudah digarap,gampang dikibuli serta cepat terpesona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun