Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aduh! Pemulung Melahirkan Bayi Kembar di Trotoar

1 Maret 2016   01:08 Diperbarui: 1 Maret 2016   01:26 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dua bayi kembar yang lahir di trotoar (foto: dok tv one)"][/caption]Yawah(30) seorang pemulung di Kota Tangerang, Banten, mengalami nasip yang menyedihkan. Akibat didera kemiskinan, ia terpaksa harus melahirkan bayi kembar di trotoar. Beruntung kondisi dua bayi laki- laki yang menghirup udara dalam keadaan sehat.

Perihal proses persalinan luar biasa ini, saya saksikan melalui pemberitaan di TV One, Senin (29/2) pk 21.45. Di mana, ketika saya baru saja pulang dari acara luar kota, pas menyalakan pesawat televisi, nampak berita mengenai Yawah. Disebutkan, saat ibu muda tersebut berjuang melawan maut di trotoar, petugas Polsek Beteng sebenarnya sudah sigap melarikannya ke RSUD Kabupaten Tangerang. Sayangnya, jabang bayi terburu tak sabar melongok dunia.

Bayi pertama dengan berat 2,5 kilogram dan bayi kedua terlahir dengan berat 2 kilogram, semuanya tengah mendapat perawatan medis.Berdasarkan keterangan Yawah, ia yang sehari- hari menjadi pemulung, selama ini tidak memiliki tempat tinggal tetap. Karena kemelaratannya, dirinya tak pernah memeriksakan kandungan yang telah menginjak usia 9 bulan. Begitu pun soal BPJS mau pun Kartu Indonesia Sehat, dia awam akan kegunaannya.

[caption caption="Yawah, ibu yang melahirkan bayi kembar di trotoar (foto: dok tv one)"]

[/caption]

Hingga menjelang persalinan, Yawah masih melakukan aktifitas seperti biasa. Ketika melewati trotoar jalan sungai Cisadane, ia merasakan perutnya mulas disertai rasa sakit yang luar biasa. Celakanya, ketika mau meminta tolong, saat itu belum banyak orang yang lalu lalang. Tanpa mampu dicegah lebih lama, dua bayi memaksa keluar. “ Tahu- tahu bayi sudah keluar, hanya tali ari saja yang masih tertinggal di rahim,” jelasnya.

Beberapa petugas Polsek Beteng yang mendapat informasi adanya pemulung melahirkan di trotoar, segera membawa Yawah ke RSUD Kabupaten Tangerang. Menurut Kompol Afendi selaku Kapolsek Beteng, ibu muda tersebut tidak memiliki tempat tinggal tetap. Terkait hal tersebut, pihaknya akan menyediakan rumah penampungan sementara agar Yawah mampu merawat dua bayi kembarnya.

Bukan Yang Pertama

Apa yang menimpa Yawah, sebenarnya bukanlah kejadian pertama. Pada bulan Agustus 2015 lalu, Hartini yang juga seorang pemulung, tinggal di bedeng dekat SPBU Jalan Osamaliki, Kota Salatiga, mengalami nasip serupa. Akibat kemiskinan yang menderanya, ia melahirkan bayi ditrotoar Jalan Pemotongan. Berkat kesigapan jajaran Polres setempat, nyawa Hartini mau pun anaknya mampu terselamatkan.

Sekedar mengingatkan, kendati masa kehamilannya sudah memasuki usia 9 bulan, bahkan tinggal menunggu waktu sang jabang bayi mbrojol. Tetapi, Hartini belum pernah sekali pun memeriksakan kehamilannya. Ia cenderung mengabaikan kesehatan calon anaknya tersebut. Saban hari, seperti biasa ia memulung barang- barang bekas di sekitar kota Salatiga. Seragam dinasnya selalu khas, baju atas seadanya, celana panjang dan karung bagor guna membawa hasil memulungnya.

[caption caption="Hartini, pemulung di Salatiga yang melahirkan bayi di trotoar (foto: bamset)"]

[/caption]

Pagi hari, untuk memulai aktifitas rutinnya, Hartini dan Andi (suaminya) terlebih dulu menyetorkan hasil memulungnya ke lapak yang terletak kurang lebih 1 kilo meter dari bedeng yang ditinggali. Selasa (11/8) seperti biasa, keduanya berangkat menuju lapak penampungan untuk menimbang barang dagangan. Di tengah perjalanan, Hartini merasakan perutnya melilit tak karuan. Karena menganggap istrinya kelelahan, akhirnya Hartini ditinggal Andi di depan Toko Eskimo yang terletak di jalan Pemotongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun