Dengan penghasilan Rp 12.000 perhari, otomatis Karni kepontal- pontal dalam merawat ibunya. Sebab, penggunaan pampers saja sehari selembar. Belum lagi bubur instant serta susu bubuknya. " Ke depan, kebutuhan bubur, susu dan pampers akan dihandle Relintas. Sedangkan jatah bulan ini akan segera kami kirim," kata Bamset.
Masih di tempat yang sama, berdasarkan diskusi singkat para relawan, akhirnya diputuskan bahwa hari Minggu (26/1) Â mendatang, rumah mbah Rumi akan diperbaiki. Seluruh dinding yang berbahan anyaman bambu bakal dilepas, selanjutnya diganti kalsiboard yang tentunya lebih menghangatkan di musim hujan.
Terkait hal itu, Bamset langsung menemui Gimin (60) selaku pemilik lahan, bagusnya Gimin yang merupakan keponakan mbah Rumi tanpa berbelit mendukung perbaikan rumah tersebut. Langkah ini ditempuh karena mbah Rumi tak mungkin mendapatkan bantuan dari pemerintah, sebab, ia sama sekali tidak memiliki dokumen kependudukan secuil pun. Satu- satunya KTP yang dimilikinya merupakan keluaran tahun 1973 beralamatkan Kabupaten Grobogan.
Selang sehari paska pengecekan informasi, Bamset kembali mendatangi rumah mbah Rumi, di mana selain membawakan paket bubur instant dan susu untuk stock 1 bulan, ia juga menghitung kebutuhan material. Â Bila tak ada aral melintang, hari minggu depan, Relintas akan mewujutkan rumah layak huni bagi nenek uzur itu. " Ibaratnya usia beliau tengah antre menunggu panggilan, ga ada salahnya kami memberikan sedikit kebahagiaan," ungkap Bamset.
Menurut Bamset, perbaikan rumah mbah Rumi bukanlah bedah rumah, sebab selama musim hujan, program bedah rumah di Relintas sementara waktu dihentikan dan diganti dengan program perbaikan. Perbedaannya, bila bedah rumah relawan harus membangun mulai nol, sedangkan perbaikan hanya mirip renovasi. " Ini memang hanya langkah kecil, namun , tidak semua orang mau melakukannya," jelasnya. (*)