Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lintang Pukang Menyelamatkan Nyawa Duafa

7 Maret 2018   16:46 Diperbarui: 7 Maret 2018   20:48 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didampingi relawan leher mbok Darmi tengah diganti perbannya (foto: dok pri)

Anak- anak muda di Ungaran melakukan penggalangan dana (foto: dok pri)
Anak- anak muda di Ungaran melakukan penggalangan dana (foto: dok pri)
Rupanya keberadaan mbok Darmi yang didera nestapa, belakangan mendapat perhatian publik. Terbukti, puluhan anak muda di Ungaran, Kabupaten Semarang rela turun ke jalan untuk mencari sumbangan. Dari mulai ngamen, hingga menjajakan kaos mereka mencoba mengetuk hati pengguna jalan. Langkah mereka jelas layak diapresiasi, sebab, tanpa ada yang menyuruh, sisi kemanusiaan mereka tergugah.

Demikian pula dengan masyarakat lainnya, tanpa diminta, mereka pun merogoh kantongnya untuk membantu meringankan beban mbok Darmi. Bahkan, beberapa komunitas anak muda di Kota Semarang ikut memberikan bantuan berupa uang tunai. " Kami sangat mengapresiasi atas segala bantuan dari teman- teman, tapi kami juga membutuhkan relawan yang bersedia menjaganya," kata Atha , Ketua Lensa, Rabu (7/3) sore.

Menurut Atha, pihaknya belum memiliki relawan yang tinggal di Kota Semarang, sementara saat ini, relawan yang bertugas menjaga mbok Darmi berasal dari Salatiga dan Kabupaten Semarang. Hal tersebut, tentunya cukup merepotkan karena waktu yang ada tersita di perjalanan. "Harapan kami, muncul relawan yang rumahnya ada di Kota Semarang," ungkapnya.

Mbok Darmi minta foto bersama dengan Bamset (foto: dok pri)
Mbok Darmi minta foto bersama dengan Bamset (foto: dok pri)
Ada sisi menarik dalam upaya penyelamatan nyawa duafa ini, di mana mbok Darmi yang selama berbulan-bulan jarang berinteraksi  akibat penyakit yang dideritanya, belakangan sangat akrab dengan relawan Lensa. Satu persatu nama relawan kerap ditanyakan, termasuk saya. Bahkan ketika saya membesuknya, ia ngotot meminta foto bersama. Berulangkali diambil gambarnya, tangannya enggan melepas pegangan. Usut punya usut, kamera handphone tak mengeluarkan lampu blitz sehingga dianggapnya belum terabadikan.

Itulah sedikit catatan perjuangan relawan Lensa dalam menyelamatkan nyawa seorang duafa, kendati apa yang mereka kerjakan jelas-jelas tanpa pamrih apa pun, faktanya ada beberapa pihak yang nyinyir. Pekan depan, mbok Darmi bakal mendapat tindakan medis untuk memberangus sel kanker yang mengeram di tubuhnya, mohon doanya agar segalanya berlangsung lancar.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun