Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini hanya untuk tujuan umum. Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi ini. Konsultasikan dengan profesional sebelum membuat keputusan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Artikel lainnya bisa dilihat pada : www.effiqiso.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gaji Dibekukan, Proyek Dihentikan: Saatnya UMKM dan Koperasi Jadi Garda Terdepan Lawan PHK Massal!

9 September 2025   04:18 Diperbarui: 8 September 2025   10:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rapat koperasi | Canva


Beberapa bulan lalu, teman lama saya, Andi, tiba-tiba menghubungi lewat WhatsApp.  
Bukan untuk ngajak ketemuan, tapi nanya:  
"Bro, tau nggak tempat les privat di daerah sini? Aku mau ngajar. Gaji udah dipangkas, proyek ditunda, dan aku butuh tambahan."

Andi bukan buruh pabrik.  
Dia seorang arsitek.  
Pernah kerja di firma besar, proyeknya tersebar dari Jakarta sampai Balikpapan.  
Tapi sekarang?  
Harus cari kerja sampingan karena perusahaannya merumahkan 30% karyawannya.

Dan Andi bukan satu-satunya.

Dari pabrik tekstil di Tangerang, perusahaan logistik di Surabaya, hingga startup di Jakarta, gelombang PHK massal terasa makin nyata.  
Bukan hanya karena krisis ekonomi, tapi juga otomatisasi, perubahan bisnis model, dan tekanan global.

Pemerintah sibuk bikin program, pengusaha sibuk bertahan hidup, dan rakyat --- terutama pekerja --- hanya bisa menunggu:  
Apakah saya yang berikutnya?

---

PHK Massal Bukan Hukum Alam, Tapi Tanda Sistem yang Rapuh

Kita sering dengar narasi: "Ini siklus ekonomi. Harus ada korban."

Seolah PHK massal itu hal yang wajar, seperti musim hujan dan kemarau.

Tapi coba tanya ke ibu yang anaknya baru lulus kuliah dan langsung nganggur.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun