Jarum jam menunjukkan pukul 03.36 dini hari. Penulis siap-siap  ke sawah untuk melihat penyiraman jagung vioner cap gajah. Tujuan ke sana memastikan apakah air irigasi sudah merata membasahi sawah penulis atau belum? Sebelum airnya disambut (alihkan) oleh petani lain.
Namun karena gelap-gulita nan sepi, penulis membayangkan kehadiran hantu dan segerombolan maling yang betantang-betenteng di jalan yang bakal penulis lalui. Sebab, perjalanan ke sawah melewati jalan terjal, pohon rindang, semak blukar dan cukup menakutkan. Kawasan ini dulunya habitat ular piton, tempat anjing-posyandu dan konon banyak hantu atau makhluk penunggu pohon. Jarak tempuh sawah dengan rumah 30 menit pakai sepeda motor. Sekitar 700 meter ke selatan. Sedangkan luas sawah penulis 40 are.
Sebelum berangkat, penulis menenangkan diri dengan membuat kopi hitam. Saya lihat anak isteri saya sedang terlelap. Untuk menambah keberanian, penulis sholat tahajut dua rakaat sebelum memanaskan Yamaha X-Ride sebagai tunggangan.
Alat-alat yang penulis bawa lampu senter, parang, sabit, cangkul dan tembakau untuk mengangatkan tubuh dan mengusir ketakutan. Sesuai perkiraan penulis, sawah bakal merata tersirami sekitar 3 jam.