Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Musik untuk Republik Keberatan Tema

21 Oktober 2019   10:29 Diperbarui: 21 Oktober 2019   11:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lha kalau diantara musisi saja sudah membelah-belah dukungan politik seperti itu, maka mestinya panitia malu mengusung tema persatuan, merekatkan masyarakat yang terbalah akibat pilpres.

Kalau kita kilas balik, sejak pilpres 2014, setiap ada konser musik yang direstui istana,  para musisi pengisi MUR itu sudah jadi musisi langganan tetap. Maka jangan harap ada nama Ahmad Dani dengan Dewanya, Rhoma dengan Sonetanya, atau Nisa dengan Sabyannya. Padahal fans mereka ruaaar biasa banyaknya. Begitu juga kalau ada musisi yang diundang ke istana, ya musisi itu itu juga. Persatuannya disimpan dimana, Boss?

Para pedagang yang menyewa lapak dan tenda berukuran sekitar 3x3M, sebesar Rp 900 ribu untuk berjualan selama 3 hari mengeluhkan sepinya penonton karena tentu saja berdampak pada sepinya pembeli. Direktur Kreatif helatan Konser Musik Untuk Republik, Lilo Kla Project, pada Tagar.id mengakui jumlah penonton acara bertema persatuan dan kesatuan itu masih di luar perkiraan dan target panitia. 

Namun ia menolak jika ada anggapan gelaran tersebut sepi pengunjung. Lha iyalah, tiga ribu atau lima ribu orang memang nggak bisa dibilang sepi, tapi bandingkan dong dengan luas lahan, megahnya panggung dan deretan pengisi acara.

Kepada Tagar.Id Lilo seolah ngeles, "Tadinya kita berharap bisa 20.000 saja sudah cukup. Tapi kalau dilihat dari itu, kita pribadi sih enggak (masalah), karena ini kan sebuah gerakan ya. Jadi kepentingan kita dengan kepentingan pedagang beda," kata dia.

Coba kita bedah pernyataan Lilo itu. Apa kepentingan pedagang? Tentu saja bukan soal tema persatuan, tapi dagangannya laku. Dalam hal ini kalau dilihat dari sudut pandang ego panitia,  Lilo benar. Biar rugi asal ikut menyumbang untuk persatuan bangsa. Apa kepentingan panitia? Lha, kalau penonton sepi, tema yang akan disampaikan pasti akan lebih sedikit dampaknya. Betul, nggak? Walhasil MUR nggak ngefek bagi perastuan bangsa. Betul apa betul?

Sepinya penonton juga diakibatkan ketatnya keamanan jelang dan saat pelantikan presiden. Boleh dibilang, jelang dan saat pelantikan , Ibu kota seakan milik berdua, Jokowi-Ma'ruf Amin. Rakyat yang akan melakukan aktifitas dicurigai, dipelototi. 

Di setiap stasiun yang keretanya menuju ibu kota dijaga ketat aparat keamanan. Bayangkan kalau ada penggemar music rock yang punya ciri khas dandanan tertentu lengkap dengan bendera masuk area stasiun, pasti dinterogasi habis-habsian oleh aparat.

Kehadiran Jokowi pada malam terakhir konser juga tidak ngefek pada gaung konser itu baik di media sosial juga di media mainstream. Media lebih sibuk bicara soal calon menteri mendatang ketimbang bicara konser MUR.

Walhasil, pesan yang ingin disampaikan MUR boleh dibilang gagal. Bagaimana mereka punya legitimasi moral untuk menyampaikan pesan persatuan, sedangkan di kalangan musisi sendiri nampak kental pengkotak-kotakannya. Musisi yang mengisi acara MUR adalah mayortitas musisi yang mendukung salah satu paslon pada pilpers 2019, musisi yang mendukung lawan  politiknya tidak dikasih tempat. Mikiiiir.

21102019

-Balyanur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun