Become agile in your approach
Dalam hal mengelola karyawan generasi z, pendekatan yang fleksibel adalah kuncinya. Manajer harus mampu menyesuaikan gaya dan pendekatan mereka saat tenaga kerja berubah dari waktu ke waktu. Itu berarti berpikiran terbuka dan menerima bahwa tidak semuanya akan berjalan sesuai norma. Karena karyawan generasi z terus mengubah cara mereka bekerja, manajer akan membutuhkan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri agar lingkungan tempat kerja tetap positif dan produktif.
Menjadi orang yang berorientasi
Generasi ini memilih nilai mereka daripada jabatan. Manajer perlu mengingat bahwa karyawan generasi z ingin bekerja dengan orang yang mereka sukai, hormati, dan merasa nyaman bekerja sama. Di atas segalanya, mereka ingin menciptakan dampak di tempat kerja. Manajemen harus fokus pada membangun hubungan kepercayaan dengan anggota tim mereka untuk menjadi produktif. Anda dapat melakukan ini dengan memberikan kesempatan untuk kegiatan dan acara sosial dan sesi umpan balik reguler yang berfokus pada pengembangan pribadi.
Jadikan mental health as a priority
Semakin jelas bahwa gen z sangat menghargai kesehatan mental. Menurut National Alliance on Mental Illness, satu dari lima orang dewasa mengalami kondisi kesehatan mental di beberapa titik dalam hidup mereka. Hal ini berlaku ganda bagi karyawan milenial dan gen z yang tumbuh dengan media sosial, smartphone, dan kepuasan instan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Manajer perlu menyadari tanda-tanda stres dan berupaya menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa didukung. Saat berbicara tentang kesejahteraan, manajer tidak boleh hanya terbatas pada kesehatan fisik.
Dorong kepemilikan tugas
Salah satu karakteristik yang menentukan dari karyawan generasi z adalah keinginan mereka untuk memiliki tugas. Generasi milenial dan karyawan generasi z lebih mungkin dibandingkan generasi yang lebih tua untuk merasa memiliki kendali atas lingkungan kerja mereka. Ini bisa menjadi hal yang positif bagi moral tim jika dilakukan dengan cara yang efektif. Namun, memberikan terlalu banyak otonomi dapat menyebabkan kekacauan dan kelambanan. Manajer harus memberikan tugas yang jelas dengan tenggat waktu dan feedback progress agar semua orang tetap pada jalurnya. Kuncinya di sini adalah menyeimbangkan inspirasi dan kontrol.
Jadilah ahli teknologi
Karyawan generasi z bisa dibilang merupakan generasi pekerja yang paling melek teknologi. Gen z-ers menggunakan smartphone secara teratur untuk keperluan kerja. Manajer harus merasa nyaman dengan teknologi untuk mengimbangi anggota tim mereka. Penting juga untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tren baru sehingga Anda dapat melayani kebutuhan karyawan Anda dengan lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI