Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena "Geng Tai" Kekerasan SMU Binus Serpong

20 Februari 2024   16:02 Diperbarui: 20 Februari 2024   16:17 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena "Geng Tai" Kekerasan SMU Binus Serpong/dokpri

 

SMU Binus Internasional menghebohkan grup whatapps beberapa hari ini, dengen berita kekerasan yang dilakukan di sekolah elit, berbiaya mahal, dan memiliki reputasi sebagai Pendidikan bergengsi di Tanah Air.  Bahkan kekerasan fisik dan verbal yang beredar di media sosial sudah berlangsung cukup lama terjadi oleh kelompok Bernama "Geng Tai" yakni berlangsung selama 9 generasi. 

Agak sulit dibayangkan apalagi sampai waktu lama bisa terjadi bisa lepas dari monitoring sekolah selevel Binus Internasional dengan mudah begitu saja. Meskipun aparat kepolisian sudah menjalankan fungsi pengayom Masyarakat sedang melakukan investigasi penyidikan pada kasus ini, dan kemungkinan pelanggaran hukum (pra duga tidak bersalah), dan mengedapankan edukasi, dan penindakan yang baik sesuai perundang-undangan yang ada.  

Tentu Lembaga selevel Binus imperative kategoris harus memiliki tanggungjawab moral pada kasus "Geng Tai" dan memungkinkan reputasi Lembaga, dan Pendidikan menjadi lebih baik kedepannya, termasuk bertanggungjawab langsung atau tidak langsung pada kasus ini, mencegah menjamin tidak terjadi di masa yang akan datang;

Pertanyaannya adalah bagaimana Fenomena Moral "Geng Tai" Kekerasan Sekolah SMU Binus Serpong dapat dipahami;

Ada kemungkinan rasa frustrasi yang ditimbulkan oleh perasaan pengucilan sosial pada kaum muda merupakan faktor yang membantu menjelaskan munculnya perilaku kekerasan dilakukan oleh   "Geng Tai". Meskipun aksi kelompok geng "Geng Tai" mungkin lebih masif dan terlihat di sosial Pendidikan elit berbiaya mahal (Binus Internasional), aksi inipun bisa juga  terjadi di seluruh masyarakat: kelompok pemuda dari golongan menengah ke  atas bisa lebih dan sangat kejam, meskipun karakteristik kekerasannya berubah karena lingkungannya berbeda.

"Geng Tai" merupakan fenomena khas dari bentuk sosialisasi informal dan spontan generasi muda dalam masyarakat modern dan kontemporer. Memang benar: kebutuhan untuk berkelompok dengan teman sebaya telah menjadi fenomena karakteristik budaya dan subkultur anak muda   pada  saat ini. 

Namun, dalam satu dekade terakhir, di banyak negara belahan dunia lain, geng semakin mempunyai konotasi kekerasan. Transformasi ini mempunyai sebab-sebab yang dari sudut pandang sejarah tidak sepenuhnya baru, tetapi menjadi penting karena belakangan ini hal-hal tersebut terwujud secara bersamaan.

Fenomena di negara-negara yang sedang menjalani proses modernisasi  seperti halnya kasus SMU Internasional Binus Serpong  terdapat perasaan "eksklusi" yang berlebihan di sektor-sektor masyarakat tertentu karena pertumbuhan ekonomi dan peningkatan besar-besaran dalam tingkat kesejahteraan tidak disertai dengan peningkatan kesejahteraan rasa batin, dan  peningkatan peluang yang keadilian di masyarakat.

Adalah sebuah paradoks  semakin banyak masyarakat bertumbuh, semakin besar kelas menengah, semakin banyak orang keluar dari kemiskinan dan terdapat cakupan pendidikan yang lebih luas ("sekolah elit), tingkat pendidikan  secara dramatis meningkatkan kesenjangan antara harapan generasi muda dan tawaran masa depan efektif atau kemungkinan kelanjutan studi untuk segmen generasi muda tertentu.

Saat ini kita mempunyai banyak generasi muda milenial tidak selalu dari daerah miskin namun   dari kelas ekonomi menengah dan kaya dengan tingkat pendidikan yang baik namun tanpa akses terhadap pendidikan pada moral individu yang baik dan bertanggungjawab.

Peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, tanpa budaya dan momen bersejarah, adalah tugas yang tidak mudah. Ini jelas merupakan bagian yang sulit yang membutuhkan usaha. Namun momen yang kita sebut masa remaja itu sendiri kadang pada kondisi tentu terkait dengan kekerasan. Mengapa harus dihubungkan? Kekerasan adalah suatu kemungkinan yang terjadi pada spesies manusia, dalam budaya apa pun, dalam posisi sosial apa pun, pada usia berapa pun. Jelas pendidikan selevel Binus harusnya  sekali bukan menghasilkan warisan kekerasan generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun