Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu "Filsafat Transendental"?

12 Mei 2021   22:11 Diperbarui: 13 Mei 2021   11:39 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa sensualitas   tidak diberi objek dan tanpa pemahaman tidak ada yang bisa berpikir: "Pikiran tanpa isi adalah kosong, pandangan tanpa konsep adalah buta". Menurut Kant, kedua kemampuan tersebut tidak dapat bertukar fungsinya, yakni pemahaman tidak mampu melakukan persepsi inderawi dan indra tidak mampu berpikir. Pengetahuan hanya bisa muncul dari persatuan keduanya. Pada  keberadaan pandangan apriori yang dapat dibuktikan yang dapat dirujuk oleh pemikiran, Kant melihat kemungkinan matematika sebagai sesuatu yang diberikan pada ruang dan waktu.

Melalui indera eksternal, manusia mempersepsikan objek-objek di luar dirinya dan objek-objek ini pada gilirannya mengartikannya seperti di luar angkasa. Waktu, bagaimanapun, disampaikan melalui indera batin yang mempersepsikan kesadaran atau keadaannya sebagai yang dapat dibagi dalam kaitannya dengan waktu. Secara lahiriah, waktu tidak terlihat, hanya ruang sesedikit sesuatu di dalam diri kita. Bagi Kant, muncul pertanyaan apa sebenarnya ruang dan waktu itu dan apakah mereka melekat pada benda-benda itu sendiri, atau apakah mereka harus dianggap sebagai bentuk persepsi yang murni (apriori).

Bagi Kant, "ruang" bukanlah konsep empiris. Karena gagasan tentang ruang harus diberikan apriori agar dapat mengenali objek sebagai benda yang terpisah satu sama lain dan di tempat yang berbeda. Dengan demikian, gagasan tentang ruang tidak muncul dari pengalaman dan oleh karena itu merupakan gagasan yang diperlukan secara apriori. Jadi manusia tidak pernah dapat membayangkan  tidak ada ruang, tetapi manusaia pasti dapat membayangkan  tidak ada benda yang dapat ditemukan di dalamnya. Bagi Kant, ruang adalah syarat kemungkinan munculnya.

Sama halnya dengan waktu  bukan konsep empiris, karena tanpa gagasan tentang waktu, gagasan tentang berturut-turut atau simultanitas tidak mungkin dilakukan. Berbeda dengan ruang, waktu dialami secara internal. Dan waktu terkandung dalam setiap persepsi. Ruang, bagaimanapun, hanya terlihat dari luar, karena pengalaman batin tidak memiliki perluasan ruang. Menurut Kant, ruang dan waktu adalah bentuk persepsi apriori, oleh karena itu objek dapat dipersepsikan sebagai spatio-temporal. Dan apriori ruang dan waktu  memungkinkan matematika. Menurut Kant, ruang yang diberikan apriori  memberikan kemungkinan adanya geometri.// bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun