Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

George Berkeley: Dialog Pertama Antara Hylas, dan Philonous [1]

23 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 23 Mei 2020   21:16 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber tulisan_ George Berkeley : Dialog

HYL. Saya tidak bisa.

PHIL. Atau, dapatkah Anda membayangkan kotoran dan penahbisan memengaruhi hewan-hewan brute yang memakannya karena pilihan, dengan bau yang sama yang kita rasakan di dalamnya?

HYL. Dengan tidak bermaksud.

PHIL. Tidak bisakah karena itu kita menyimpulkan bau, sama seperti kualitas-kualitas lain yang disebutkan sebelumnya, mereka tidak dapat eksis kecuali pada substansi atau pikiran yang memahami?

HYL. Aku pikir begitu.

PHIL. Kemudian untuk SUARA, apa yang harus kita pikirkan tentang mereka: apakah mereka benar-benar kecelakaan yang melekat dalam tubuh eksternal, atau tidak?

HYL. mereka tidak berada di dalam tubuh yang nyaring itu jelas dari situ: karena lonceng yang mengenai penerima pompa udara yang letih tidak mengeluarkan suara. Oleh karena itu, udara harus dianggap sebagai subjek bunyi.

PHIL. Apa alasannya, Hylas?

HYL. Karena, ketika setiap gerakan dinaikkan di udara, kita merasakan suara lebih besar atau lebih kecil, sesuai dengan gerakan udara; tetapi tanpa gerakan di udara, kami tidak pernah mendengar suara sama sekali.

PHIL. Dan mengabulkan kita tidak pernah mendengar suara tetapi ketika beberapa gerakan dihasilkan di udara, namun saya tidak melihat bagaimana Anda dapat menyimpulkan dari situ, suara itu sendiri ada di udara.

HYL. Gerakan di udara luar inilah yang menghasilkan sensasi suara dalam pikiran. Karena, ketika memukul gendang telinga, ia menyebabkan getaran, yang oleh saraf pendengaran dikomunikasikan ke otak, jiwa kemudian dipengaruhi oleh sensasi yang disebut SUARA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun