Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presiden Sebaiknya Segera Melakukan Reshuffle Kabinet

28 Januari 2020   10:22 Diperbarui: 28 Januari 2020   10:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Kompas_2019

Presiden Sebaiknya Segera Lakukan Perombakan Kabinet [reshuffle]

Sejarawan Arthur Schlesinger   pada gagasnya  " The Coming of the New Deal " (1959)  pada tema "The Hundred Days" ke dalam marmer historis - mencatat, Roosevelt sendiri tidak datang ke kantor dengan berpikir ada sesuatu yang ajaib tentang 100 karya pertamanya  sebagai presiden. Yang dia tahu adalah  tindakan diperlukan untuk menenangkan ketakutan Amerika dan menstabilkan sistem keuangan, dan krisis multidimensi. 

Menggunakan kekuatan konstitusional yang dimaksudkan untuk digunakan dalam keadaan darurat nasional, presiden memanggil Kongres kembali untuk sesi khusus melakukan dialog nasib rakyatnya. Lima hari kemudian, setelah proklamasi presiden lainnya mengumumkan hari libur bank dan pengesahan RUU Perbankan, Roosevelt mengira ia telah melakukan cukup banyak untuk saat ini.

Presiden AS adalah satu-satunya karyawan yang mendapatkan "kartu laporan" setelah 100 hari bekerja, dilakukan sejak Franklin Delano Roosevelt menetapkan 100 hari pertamanya sebagai patokan untuk kepresidenannya, 100 hari pertama setiap presiden AS dalam pekerjaan itu telah ditinjau, diteliti, dinilai, dan dikritik. Kemudian memungkinkan Presiden melakukan Perombakan Kabinet;

Dalam 100 hari pertamanya, Roosevelt menandatangani 76 tagihan menjadi undang-undang, bersumpah di seluruh kabinetnya dan meluncurkan New Deal. Jangkauan prestasinya dalam waktu yang singkat adalah tolok ukur untuk mengukur semua presiden;

Tanda 100 hari adalah symbol waktu yang tepat bagi Kabinet Indonesia Maju, dengan Staf Khusus Melenial  tentang apa yang telah mereka capai pada prestasi kerja untuk rakyat atau visi Nawacita asli atau abal-abal seperti Kraton Sejagat, atau menilai kerja menteri yang dibayar dari uang pajak rakyat. 100 hari mungkin sebagai symbol menentukan prestasi  lakukan secara berbeda,  unggul, bahkan bersifat melampaui;

Para Menteri atau Wakil Menteri atau Staf Khusus apa yang kemudian disebut prestasi  mampu menghasilkan  tonggak sejarah dan informasi penting lainnya dalam 100 hari pertama mereka sebagai persiapan untuk pertemuan evaluasi di depan bapak Presiden. 

Tetapi bagaimana jika Para Menteri atau Wakil Menteri atau Staf Khusus tidak bisa membuat lompatan, dan tindakan yang beyond jika kurang bakat menjadi pemimpin melayani rasionalitas public atau masyarakat;

Memang  masa jabatan presiden berlangsung sampai  tahun 2024, pencapaian 100 hari pertama presiden telah menjadi ukuran awal yang sukses pada Negara maju. 

Tradisi, yang berasal dari masa kepresidenan Franklin D. Roosevelt, telah diperluas ke Presiden terpilih Donald Trump, kemudian ditiru oleh Indonesia yang jatuh pada tanggal 23 Oktober 2019 dan sekarang 28 Januari 2020, seharusnya prestasi itu muncul dan memiliki dampak signifikan.

Pemikiran Roosevelt dapat menjadi acuan universal pemimpin Negara bahwa   ketika ada warga negara tidak dapat membantu diri mereka sendiri, pemerintah harus hadir turun tangan, "bukan sebagai amal tetapi sebagai masalah tugas negara wajib melindungi masyarakatnya." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun