Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan featured

Presiden Membutuhkan Radikalisme Pemikiran dan Tindakan

30 September 2019   14:54 Diperbarui: 2 November 2019   03:12 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: merdeka.com dan detik.com

Presiden Membutuhkan Radikalisme Pemikiran dan Tindakan

Di kutip pada Selasa, 20 November 2018 20:03, harian Merdeka.com - "Badan Intelejen Negara (BIN) membenarkan data yang pernah dilansir Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Data yang dimaksud terkait 39 persen mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi negeri di Indonesia, simpatik terhadap gerakan radikalisme. Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto menyebut pihaknya masih berusaha menurunkan angka tersebut.

"Terkait tujuh perguruan tinggi PTN yang terpapar radikalisme dan 39 persen mahasiswa di 15 provinsi, tertarik paham radikal itu memang benar dan ini terus diupayakan supaya angkanya menurun," ujarnya saat konferensi pers di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11)."

Pada berita  Detikcom. "Universitas Brawijaya (UB) di Kota Malang menjadi salah satu perguruan tinggi negeri yang dikabarkan masuk dalam pengawasan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT). Paham radikalisme dan terorisme disinyalir tumbuh subur di kampus tersebut. Benarkah demikian?Rektor Universitas Brawijaya M Bisri menyatakan, tidak memungkiri adanya fenomena tersebut. Pihaknya sudah maksimal dalam melakukan pencegahan. "Sebenarnya kalau dipetakan, dan dihitung, tidak begitu banyak jumlahnya," kata Bisri kepada wartawan di Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Malang, Jumat (1/6/2018)."

Dikutip dari  KOMPAS.com, "Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri mengamankan seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) berinisial AB. AB atau Abdul Basith  diduga menginisiasi dan menggerakkan pembuatan bom molotov untuk aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019). Selain AB, polisi turut mengamankan lima terduga pelaku lain, yakni SG, YF, AU, OS, dan SS."

Hal ini juga dikuatkan oleh berita Antara; Bogor (ANTARA) - "Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr Arif Satria menjenguk salah satu dosennya berinisial AB, Ahad malam ini, usai dikabarkan ditangkap oleh anggota Polda Metro Jaya (PMJ). "Saya terkejut sekali dengan berita tersebut. Malam ini saya menjenguk beliau di PMJ dan koordinasi dengan PMJ," ujarnya kepada ANTARA di Bogor saat dikonfirmasi via pesan singkat. Dari data yang dihimpun ANTARA, AB dikabarkan ditangkap di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota, Sabtu (28/9/2019) pukul 01.00 WIB."

Pertanyaannya adalah dokrin mental seperti apa yang dapat dijadikan panduan gagasan dengan mencermati fakta-fakta tersebut;

Menghadapi radikalisme maka Presiden Membutuhkan Radikalisme Pemikiran, dan Tindakan sebagai anti tesis yang lebih unggul.  Kemudian membuktikan bahwa Idiologi atau Kebenaran itu lebih benar, lebih baik dan lebih aplikatif dibadingkan yang lainnya.

Tanpa sikap dan kerangka kerja seperti ini maka Negara Indonesia akan terus bergejolak tanpa ada kestabilan tatanan system bernegara dan berbangsa. Maka semua pemimpin dunia baik itu Presiden, Raja, Perdana Menteri, Kanselir, dan seterusnya harus berani berpikir dan bertindak secara radikal atau bersifat melampaui.

Untuk memperoleh gambaran utuh saya meminjam kerangka pemikiran Socrates, tentang hakekat mencari pemikiran yang paling benar dalam konteks wilayah public, dan kaitannya dengan tindakan. Filsafat tidak pernah mengajarkan Presiden, Raja, Perdana Menteri, Kanselir, adalah manusia penakut pengecut, atau juga tidak pernah menjadi manusia yang bisa ditundukkan dengan uang atau kekuasaan ekonomi. Adalah tidak mungkin bisa menghasilkan sesuatu Negara yang luar bisa dengan pemikiran tindakan bisa-biasa saja, tetapi diperlukan sikap mental 'beyond' agar bisa Indonesia menjadi adil dan makmur;

Diskursus ini mengajarkan mental yang bersifat melampaui, untuk menemukan hakekat melalui pertanyaaan mendalam untuk memperoleh nilai keutamaan manusia teristimewa menjadi seorang pemimpin [Presiden, Raja, Perdana Menteri, Kanselir] pada bangsa dan Negara. Tetapi ini memiliki risiko wajar disebut high risk, high return. Tetapi percayalah para punggawa Negara [Presiden, Raja, Perdana Menteri, Kanselir] yang luar bisa menghasilkan warisan peradaban manusia melampaui zaman eranya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun