Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat tentang Kematian Manusia [8]

6 Mei 2019   00:45 Diperbarui: 6 Mei 2019   01:23 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Tentang Kematian Manusia [8]

Jika pada tulisan [1,2,3,4,5,6] saya sudah membahas hasil riset tentang Filsafat  Kematian [Philosophy of death], maka dalam telahan alat akademik yang saya pakai adalah 3 tokoh yakni  Filsafat Kematian: Martin Heidegger, Thomas Nagel, Philip Gould.  Pada  tulisan [1,2,3,4,5,6] saya sudah membahas 3 tokoh tesebut secara berturut-turut  pada tulisan di Kompasiana.

Maka pada tulisan ke [8] saya membahas Filsafat Tentang Kematian  gagsan Marcus Aurelius, Stoa, Epicurus. Platon, dan seterusnya dalam Filsafat Yunani Kuna untuk dikaji lebih mendalam. Saya mengambil atau meminjam pemikiran pada Filsafat Kematian gagasan Filsafat Kematian Epicurus. Pandangan Epicurean adalah bahwa tidak ada hal buruk tentang kematian, dan kita salah untuk membencinya.

Makalah ini membedakan beberapa pandangan yang berbeda, dan menunjukkan bahwa sementara beberapa yang benar-benar akan merusak kebencian pada kematian, yang lain tidak. Kemudian berargumen versi apa pun yang melakukannya bisa jadi paling benar. Jika tidak ada hal buruk tentang kematian, itu hanya bisa terjadi karena tidak ada hal buruk tentang apa pun.

Pertama, orang mungkin bertanya mengapa kita mengambil tindakan pencegahan terhadap kematian, seperti, mengenakan asuransi, BPJS, obat-obatan, atau tidak berjalan sendirian di lorong-lorong gelap di malam hari tanpa yakin akan keselamatan diri. Kedua, orang mungkin bertanya mengapa semua Negara di semua belahan dunia memiliki undang-undang yang menentang pembunuhan.

Akhirnya, jika saya memberi tahu Anda bahwa saya telah memberi Anda pil racun  yang akan menyebabkan Anda mati tanpa rasa sakit dalam empat jam ke depan, Anda akan sangat sedih atau marah. Ini semua mudah dijelaskan begitu kita memahami apa yang dimaksud Epicurus dengan "kematian."

Dengan "kematian," Epicurus tidak berarti proses kematian mungkin sangat menyakitkan, dan dengan demikian, buruk bagi kita. Epicurus tidak bermaksud saat kematian, di mana  mungkin tidak memiliki pengalaman, tetapi kita tidak memiliki pengalaman sampai saat itu. Karena tidak ada lagi dan tidak dapata berceritra pengalan kematian. Jika kita menerima implikasi metafisik bahwa kita tidak ada lagi dan kita tidak lagi memiliki perasaan ketika mati, maka argumennya masuk akal.

Kritikus Epicurus menganggap pengabaian kematiannya menyiratkan ketidakpedulian terhadap kehidupan. Menjadi hidup harus secara umum dianggap sebagai yang baik. Jika seperti yang dikatakan Epicurus, bahwa "kesenangan adalah kebaikan pertama dan alami bagi kita," dan kita sepakat harus hidup untuk mengalami kesenangan, itu berarti bahwa menjadi hidup adalah yang baik.

Seseorang dapat menolak alasan ini dengan menawarkan contoh seseorang yang menjalani hukuman seumur hidup di sel isolasi atau seseorang dengan penyakit yang menyakitkan dan mematikan. Mereka mungkin cenderung mengatakan dalam hal ini hidup itu tidak baik, dan kematian itu akan lebih baik.

Jika kematian memang lebih baik maka dengan demikian akan bertentangan dengan kesimpulan ini. Dengan mengatakan bahwa meskipun kehidupan secara keseluruhan mungkin tidak baik bagi orang-orang ini, itu masih tetap baik.

Selalu ada kemungkinan pembebasan dari kurungan, atau penyembuhan. Juga, orang-orang ini masih dapat menikmati kesenangan membaca buku yang bagus atau dalam kasus orang sakit parah, untuk menikmati kesenangan orang yang mereka cintai. Lebih jauh, mengatakan  kematian itu baik hanyalah permainan kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun