Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tulisan [6], Platon Simposium

2 Oktober 2018   09:59 Diperbarui: 2 Oktober 2018   13:40 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan [6]: Platon Symposium

Pada tulisan (6) ini saya membahas tentan tema  Simposium Platon. Tema ini adalah hasil riset saya,  kajian pustaka untuk merehabilitasi pada episteme bidang auditing melalui cara metode elenchus dialektika Platon dan Socrates.  Gagasan ini adalah episteme untuk melahirkan pemikiran dengan metode "cinta" pada kebijaksanaan.

Cinta dapat diekspresikan melalui: (1) reproduksi seksual antara pria dan wanita yang menghasilkan kehamilan dan persalinan seorang wanita atau pewaris tubuh, (2) cinta dapat diekspresikan melalui reproduksi ide pikiran di mana kita dengan pikiran harus melahirkannya gagasan pemikiran dan berbagi dengan sesama.

simposium6-1-5bb2df0fc112fe339713c032.png
simposium6-1-5bb2df0fc112fe339713c032.png
Platon Symposium pada text, 204d - 209e. Pada teks ini, Diotima bertanya kepada Socrates mengapa Cinta meruapakan hal-hal yang indah atau hal-hal yang baik. Socrates menjawab bahwa Cinta menginginkan hal-hal ini menjadi miliknya sendiri sehingga dia akan bahagia. Diotima setuju pada argumentasi Socrates bahwa setiap orang selalu menginginkan hal-hal baik dan kebahagiaan untuk menjadi milik mereka selamanya. Alasannya adalah, semua orang jatuh cinta, maka hanya menyebut mereka sebagai cinta "kekasih."

Jadi, sementara cinta merupakan hasrat untuk semua jenis hal dan kebahagiaan yang baik, maka pembuat uang, atlet, atau filsuf biasanya tidak disebut "kekasih". Diotima menolak gagasan itu (yang dikemukakan oleh Aristophanes) bahwa para pencinta sedang mencari separuh jiwa tubuh mereka, malah mengklaim "pencinta" menyukai apa yang baik. Kami bersedia untuk memiliki anggota sebagian badan dipotong  di bagian sakit dan buruk, suapaya dapat menghasilkan pada apa yang baik. Socrates dan Diotima setuju; cinta adalah keinginan untuk memiliki kebaikan selamanya.

Langkah selanjutnya Diotima adalah bertanya dengan cara bagaimana manusia mengejar cinta. Dengan misterius, Diotima mengklaim fungsi "cinta" adalah "melahirkan dalam keindahan baik dalam tubuh maupun dalam pikiran." Semua manusia dapat hamil dalam tubuh dan pikiran secara alami melahirkan ketika mencapai usia tertentu. Seks adalah cara melahirkan, dan melalui reproduksi mencapai keabadian. Proses ini Ilahi dan karenanya indah. Keindahan adalah dewi memimpin kelahiran, memungkinkan makhluk hamil untuk hamil dan melahirkan berhubungan dengan sesuatu yang indah. Jadi, objek cinta bukanlah keindahan, tetapi reproduksi dalam kelahiran dan kecantikan. Karena cinta adalah hasrat untuk memiliki kebaikan selamanya, kita harus menginginkan keabadian dan kebaikan, pada  reproduksi menjadi paling dekat dengan keabadian. Semua makhluk fana menginginkan reproduksi, dan melihat ini bahkan pada burung dan hewan: mereka mencari pasangan dengan tanpa putus asa, dan melindungi anak-anak  keturunan kehidupan mereka.  

Diotima menunjukkan bahwa meskipun kita berbicara tentang "orang yang sama," sejatinya adalah tidak sama sekali sepanjang hidup kita. Tubuh kita berubah, seperti halnya pikiran dan pengetahuan kita sehingga di masa tua tidak sama seperti ketika kita muda. Kita mempertahankan diri kita sendiri dengan mengganti yang lama dengan yang baru, dan dengan demikian reproduksi hanyalah satu cara lebih jauh untuk memperpanjang hidup kita.  Demikian pula, Diotima melihat dorongan untuk keabadian pencarian martabat dan kehormatan. Diotima menyatakan bahwa Alcestis, dan Achilles tidak mati untuk kekasih mereka jika mereka tidak tahu bahwa kepahlawanan mereka diabadikan.  Ada dua cara pria bisa hamil: (a) dengan menggunakan tubuh, dan (b) dengan menggunakan ide gagasan pikirannya. Mereka yang hamil dalam tubuh mencari wanita yang dapat mereka gandakan dan menciptakan pewaris tubuh. Mereka yang hamil dalam pikiran tidak membawa tubuh, tetapi melakukan transformasi ide gagasan pada kebijaksanaan dan kebajikan kepada manusia lainnya. Jadi, seorang pria ingin hamil akan mencari seseorang yang cantik dalam pikirannya, dan dengan tubuhnya. Ikatan yang diciptakan antara seorang pria dan seorang anak laki-laki dengan siapa dia berbagi kebijaksanaannya jauh lebih kuat daripada ikatan keluarga; karena ide-ide lebih abadi daripada manusia. Kami menyembah para penyair seperti Homer, dan Hesiod, para pembuat hukum seperti Lycurgus, Solon untuk "anak-anak" abadi yang mereka ciptakan dari pikiran mereka.

Tafsir Platon Symposium pada text, 204d - 209e.  pada bagian ini mengklarifikasi motif di balik pilihan mengejutkan Platon,  seorang wanita untuk melakukan kebenaran tentang  episteme dan pendefinisian Cinta. Hingga saat ini, diskusi telah murni antara laki-laki, dan perempuan adalah gagasan Eryximachus pada awal dialog. Lebih jauh lagi, banyak pembicara telah meremehkan rasionalitas perempuan, dan kemampuan mereka baik untuk wacana cerdas atau untuk cinta. Dalam membawa suara wanita bernama  Diotima, Platon menghapus bias gender dalam pidato yang telah mendahului Socrates. Diotima melihat semua cinta terfokus pada kehamilan dan reproduksi, tetapi harus memperhatikan menggunakan kedua kata itu dengan cara yang penuh liku kerumitan. Sementara cinta dapat diekspresikan melalui: (1) reproduksi seksual antara pria dan wanita yang menghasilkan kehamilan dan persalinan seorang wanita, (2) cinta dapat diekspresikan melalui reproduksi ide pikiran di mana kita dengan pikiran yang kita dimiliki dan harus melahirkannya, berbagi dengan sesama.

Diskusi Diotima tentang kehamilan dapat membingungkan antara berbicara tentang kehamilan dan reproduksi dengan cara literal  dan berbicara dengan cara metaforis. Reproduksi bagi Diotima dapat berupa reproduksi seksual, meskipun dapat menjadi reproduksi sel di mana tubuh kita terus-menerus memperbarui dirinya, atau reproduksi ide-ide di mana meneruskan pemikiran dari satu orang ke orang lain. Sama halnya dengan kehamilan, tidak mengartikan istilah itu hanya dalam arti harfiahnya, tetapi menggunakannya untuk merujuk pada keadaan apa pun di mana kita berkembang dan melepaskan sesuatu. Dengan demikian, kita bisa hamil melalui dua cara yakni ide perkembangan pikiran atau hamil melahirkan bayi (aktivitas reproduksi).

Sementara Diotima mengidentifikasi kehamilan dan reproduksi sebagai cara di mana cinta dikejar, Diotima mengidentifikasi Cinta sendiri sebagai hasrat untuk kebahagiaan. Kebahagiaan untuk orang Yunani di anggap sebagai tujuan itu sendiri, dan banyak pemikiran etika Yunani didasarkan pada ide ini. Kita mungkin berpikir ulang istilah "cinta" sedang dikembangkan sehingga mencakup semua jenis keinginan yang biasanya tidak kita sebut "cinta." Seperti yang disebutkan dalam komentar pada bagian 6, kata Yunani eros dapat berarti kedua cinta dalam arti dan keinginan sempit atau dalam arti yang lebih luas, sehingga ruang lingkup kata itu tidak jelas menurut sifatnya.

Namun, Diotima cukup berhati-hati dalam menunjukkan perbedaan antara cinta sebagai kata umum digunakan dan hasrat yang lebih umum untuk kebahagiaan dan kecantikan. Diotima mengatakan sementara Cinta memperluas istilah yang lebih umum, biasanya menggunakannya untuk menunjukkan tipe cinta yang sangat spesifik, mirip dengan cara metafora menggunakan  "komposer"  untuk menunjukkan mereka yang menulis musik. Seperti yang telah dijelaskan penggunaan kata "hamil" dan "reproduksi" serta "cinta" dalam arti yang lebih luas daripada yang biasa di kenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun