Ke (9) pemikiran Immanuel Kant (1724-1804) Fenomena: objek yang terberi kepada saya, melalui panca indra. Maka memahami fenomena dengan melakukan dua pendekatan konstruksi pada obyek material, dan obyek formal. Noumena: benda/objek pada dirinya sendiri (das Ding an sich), dan tidak dapat dikatahui oleh manusia. Tahap proses Pengetahuan yakni Proses yang terjadi sejak subjek memperoleh atau "bersentuhan" dengan objek objek, melalui 4 cara yakni Penampakan, Intuisi, Persepsi, dan pengalaman.
Ke (10)  ada 12 pemikiran untuk kategori-kategori Immanuel Kant (1724-1804) membuat Putusan.  Putusan Kuantitas terdiri dari kategori 1. Kesatuan, 2. Banyak, 3. Semua; Putusan Kualitas terdiri dari kategori 4. Realitas, 5. Negasi, 6. Limitasi; Putusan Relasi terdiri kategori 7. Inheren dan Subsisten, 8. Kausalitas dan Dependen, 9. Resiprokalitas antara Tindakan dan Objek Tindakan; Putusan Modalitas terdiri dari kategori 10. Kemungkinan dan Ketidakmungkinan, 11. Ada dan Tidak ada, 12. Keniscayaan dan Kebetulan.
Ke (11) pemikiran Divided Line Platon 509d-511e. Ada dua (1) Pengetahuan [Doxa] Sensible (visible world), "Eikasia, "Pistis" ; (2) Episteme Pengetahuan  Inteligibel "Dianoia", "Noesis" untuk mencapai ["Idea Yang Baik"]. Maka persepsi berada pada tatanan ilmu sensible atau dunia indrawi. Atau persepsi  di sebut  Opini (doxa) berbetuk Pistis (kepercayaan) objek benda inderawi, dan Eikasia berupa bayang-bayang dari benda inderawi.    Â
Ke (12) pemikiran Platon (Socrates) cara memahami dilakukan  "maieutike" atau cara melahirkan pengetahuan, dan anamnesis atau pengingatan kembali.
Ke (13) pemikiran Platon (Socrates) tentang Phaidros  adalah daya eros manusia pada 3 level atau kelas jiwa: bagian rasional (ugahari), bagian keberanian (thomus), dan bagian hasrat produksi dan reproduksi. Maka persepsi ada pada bagian  appetitive manusia.
Ke (14) pemikiran Fenomenologi: Franz Brentano, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Maurice Merleau Ponty. Cara membuat pemahaman dengan objek yang terberi kepada kita" (das Ding fur uns), atau fenomena atau penampakan (Erscheinung), dan kita tidak tahu objek pada dirinya sendiri" (das Ding an sich), atau noumena, atau bersifat ontologis.
Dengan menggunakan dasar pemikiran 1 sampai 14 ini, maka dapat saya susun dalil baru:Â "Episteme Persepsi" Â adalah "Proses subjek (knower) memahami dirinya sendiri, dan atau memahami objek (known), melalui proses mengetahui (knowing), untuk menghasilkan pengetahuan (knowledge)". ***
Daftar Pustaka: Apollo Daito (2012), Laporan Hasil Penelitian., Pengaruh Knower Terhadap Known,  Dengan Knowing Sebagai Variabel  Moderating.