Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Persepsi

21 Agustus 2018   01:41 Diperbarui: 7 April 2020   11:55 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Apollo. Jakarta

Ada tiga  pertanyaan episteme pemikiran Kant: (a)  What can I know;  atau apa yang dapat saya ketahui, (b)  What should I do: atau apa yang dapat saya kerjakan, (3)  What may I hope: atau apa yang saya harapkan. Maka untuk memahami episteme persepsi, umumnya memakai lima alat persepsi untuk mengetahui objek: (mata), (telinga), (hidung), (lidah), (kulit).

Saya  sudah melakukan penelitian pada tahun 2012/2013, untuk menguji dan memvalidasi skeptisisme auditor, dalam bidang ilmu auditing. Pada bagian kajian pustaka maka dibahas road map pemikiran persepsi disajikan dalam bentuk ringkasan pemikiran untuk menciptakan novelty (STOA) dalam bentuk dalil baru.

Beberapa istilah yang dipakai dapat dijabarkan pada gambar di bagian tulisan ini, dengan beberapa istiah penting sebagai berikut:

Pertama (1) pemikiran paling awal yang dapat menjelaskan persepsi adalah Protagoras  (490-420 SM) menyatakan "Manusia Ukuran Segala Sesuatu".  Manusia yang dimaksudkan adalah Individu yang melakukan aktivitas pemahaman melalui persepsi.

Ke (2) pemikiran Aristotle (384-322 SM), menjelaskan cara memahami (melakukan persepsi)  dengan membuat  1 substansi dengan 9 kategori.

Ke (3) pemikiran David Hume (1711-1776): menjelaskan  persepsi adalah kesan-kesan (impressions),  dan Ide-ide (ideas).  Yang kita ketahui hanyalah persepsi, bukanlah objek. Substansi hanyalah kumpulan persepsi belaka. Substansi adalah fiksi, dan khayalan manusia. Manusia tidak mungkin paham bagimana kaitan antara persepsi dan obyek-obyek diluar diri kita. Pemikiran Hume dikenal dengan nama "A Bundle of Perception".

Ke (4) pemikiran George Berkeley (1685-1753),  Esse est Percipi;  "Ada" ditangkap oleh persepsi. Pengetahuan melalui pengalaman ada pada subjek, dan juga dipahami dengan objek. Dunia adalah idea-idea kita, sebagai bentuk kesan atau persepsi diri sendiri, atau persepsi yang diamati oleh subyek.

Ke (5) pemikiran John Locke (1632-1704)  menjelaskan Persepsi dari Idea-Idea  Simpleks ke Idea-Idea Kompleks Pengalaman dibentuk melalui lahiriah atau sensation atau pengalaman indrawi yang berhubungan dengan objek material ditangkap oleh pancaindra, dan pengalaman batiniah (internal sense), dengan mengingat, menghendaki, dan menyakini. Pengalaman dibentu atau diperoleh melalui sensasi, abstraksi, dan repleksi. Idea-Idea Kompleks ada tiga unsur: modus, relasi, dan substansi.

Ke (6) pemikiran Rene Descartes (1596-1650): menjelaskan Persepsi Yang Jelas dan Terpilah-pilah (Clara Et Distincta Idea). Memenuhi disebut Persepsi Yang Jelas dan Terpilah-pilah, apabila (1), tidak pernah menerima sebagai benar jika tidak memiliki pengetahuan sangat jelas mengenai kebenarannya (2): selalu melakukan pencacahan sedemikian lengkap, dan pemeriksaan ulang; sedemikian komprehensif, sehingga dipastikan sama sekali tidak ada  terabaikan, (3) mengarahkan pikiran dengan cara tertib dan teratur, dari mudah sampai persoalan kompleks. (4) melakukan dan membagi setiap kesulitan yang saya uji ke dalam sebanyak kemungkinan-kemungkian.

Ke (7) pemikiran Immanuel Kant (1724-1804), cara memahami melalui persepsi sintesis aposteriori: diperoleh/diturunkan melalui pengalaman indrawi; sintesis apriori: mendahului pengalaman indrawi; putusan analitis.

Ke (8) pemikiran Immanuel Kant (1724-1804), penampakan, yang diberikan kepada saya dikonstuksikan dengan 12  Kategori  Transendental Pada Ruang, dan Waktu. Kategori: konsep-konsep apriori yang terdapat dalam diri subjek, yang memungkinkan subjek memikirkan representasi objek yang terberi kepadanya. Kategori adalah bentuk pengetahuan, sementara data-data yang indrawi yang terberi menjadi materi pengetahuan. Persepsi (Wahrnehmung): kesan-kesan indrawi yang ditangkap oleh subjek penahu dan diproses oleh kategori-kategori transendental. Persepsi adalah intuisi yang telah disadari.

Ke (9) pemikiran Immanuel Kant (1724-1804) Fenomena: objek yang terberi kepada saya, melalui panca indra. Maka memahami fenomena dengan melakukan dua pendekatan konstruksi pada obyek material, dan obyek formal. Noumena: benda/objek pada dirinya sendiri (das Ding an sich), dan tidak dapat dikatahui oleh manusia. Tahap proses Pengetahuan yakni Proses yang terjadi sejak subjek memperoleh atau "bersentuhan" dengan objek objek, melalui 4 cara yakni Penampakan, Intuisi, Persepsi, dan pengalaman.

Ke (10)  ada 12 pemikiran untuk kategori-kategori Immanuel Kant (1724-1804) membuat Putusan.  Putusan Kuantitas terdiri dari kategori 1. Kesatuan, 2. Banyak, 3. Semua; Putusan Kualitas terdiri dari kategori 4. Realitas, 5. Negasi, 6. Limitasi; Putusan Relasi terdiri kategori 7. Inheren dan Subsisten, 8. Kausalitas dan Dependen, 9. Resiprokalitas antara Tindakan dan Objek Tindakan; Putusan Modalitas terdiri dari kategori 10. Kemungkinan dan Ketidakmungkinan, 11. Ada dan Tidak ada, 12. Keniscayaan dan Kebetulan.

Ke (11) pemikiran Divided Line Platon 509d-511e. Ada dua (1) Pengetahuan [Doxa] Sensible (visible world), "Eikasia, "Pistis" ; (2) Episteme Pengetahuan  Inteligibel "Dianoia", "Noesis" untuk mencapai ["Idea Yang Baik"]. Maka persepsi berada pada tatanan ilmu sensible atau dunia indrawi. Atau persepsi  di sebut  Opini (doxa) berbetuk Pistis (kepercayaan) objek benda inderawi, dan Eikasia berupa bayang-bayang dari benda inderawi.       

Ke (12) pemikiran Platon (Socrates) cara memahami dilakukan  "maieutike" atau cara melahirkan pengetahuan, dan anamnesis atau pengingatan kembali.

Ke (13) pemikiran Platon (Socrates) tentang Phaidros  adalah daya eros manusia pada 3 level atau kelas jiwa: bagian rasional (ugahari), bagian keberanian (thomus), dan bagian hasrat produksi dan reproduksi. Maka persepsi ada pada bagian  appetitive manusia.

Ke (14) pemikiran Fenomenologi: Franz Brentano, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Maurice Merleau Ponty. Cara membuat pemahaman dengan objek yang terberi kepada kita" (das Ding fur uns), atau fenomena atau penampakan (Erscheinung), dan kita tidak tahu objek pada dirinya sendiri" (das Ding an sich), atau noumena, atau bersifat ontologis.

Dengan menggunakan dasar pemikiran 1 sampai 14 ini, maka dapat saya susun dalil baru: "Episteme Persepsi"  adalah "Proses subjek (knower) memahami dirinya sendiri, dan atau memahami objek (known), melalui proses mengetahui (knowing), untuk menghasilkan pengetahuan (knowledge)". ***

Daftar Pustaka: Apollo Daito (2012), Laporan Hasil Penelitian., Pengaruh Knower Terhadap Known,  Dengan Knowing  Sebagai Variabel  Moderating.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun