Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Trans-Substansi Prasasti Meteseh Magelang

31 Maret 2018   18:55 Diperbarui: 31 Maret 2018   19:06 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trans-Substansi Prasasti Meteseh Magelang

Trans-Substansi  Prasasti Mantyasih

Pada tanggal 21, dan 22 Desember 2017  lalu saya melakukan pencarian riset untuk reinterpresasi Hermenutika,dan semiotika pada wangsa sanjaya dan wangsa sailendra di era Jawa Kuna  (khususnya Jawa Tengah, Jogjakarta). Penelitian ini lakukan pada candi, artefak kebudayaan yang masih ada dan tersisa.  Kabupaten Magelang ada pusat mistis Jawa Nusantara, meninggalkan sejarah yang panjang, dan memiliki ratusan, atau ribuan candi, atau prasasti yang sudah ditemukan, dan masih banyak yang belum ditemukan.

Di Kabupaten Magelang peninggalan Dinasti Sanjaya, saya melakukan riset selama 1 hari pada  tanggal 21 Desember 2017. Sasaran penelitian saya adalah Prasasti Mantyasih,  masuk melalui Jl. Alibasyah Sentot Prawiro Dirjo, kurang lebih 1 Km turun ke kana nada gapura besar bertuliskan Meteseh Kidul RW XII. 

Lokasinya sangat mudah ditemukan, hanya membutuhkan biaya Gojek online cukup Rp10.000,- dari terminal Tidar Magelang sudah bisa sampai lokasi ini. Dari stasiun tugu Jogja  naik Gojek Online Rp 10.000,-  untuk naik bus di Terminal Jombor Yogyakarta di Desa Jombor, Sleman. Ambil bus Non Ac, jurusan Semarang, lewat terminal Muntilan, terus sampai turun diterminal Tidar Magelang, bayar dengan uang pas Rp 6.000.-

Trafsir (1)  Prasasti Mantyasih, atau Meteseh, dibuat tanggal 11 April 907 M., Senen  Legi memiliki jumlah neptu 9 Yang aman senin 4 dan legi 5.Jika kita melihat dari penjumlahan hari dan pasaran 9. Secara kosmos angka 9 (wali songo), atau bisa juga dimaknai pada wangsa mata angin: timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut, dan tengah. Atau saya sebut sebagai metafora Buana Agung (Makrokosmos). Dan angka 9 menunjukkan kesempurnaan lubang (mikrokosmos) pada ciri tubuh manusia: lubang mata (2), lubang hidung (2), lubang telinga (2), lubang mulut (1), lubang kemaluan venis vagina (1), dan lubang anus.

Prasasti ini bertarikh 828 Saka, bagian yang memuat silsilah raja adalah pada bagian B baris 7-9:

ta < 7 > sak rahyang ta rumuhun. sirangbsa ing wanua. sang mangdyan kahyaan.  sang magawai kadatwan. sang magalagah pomahan. sang tomanggng susuk. sang tumkeng wanua gana kandi landap nyan paka apatha kamu. rahyang

< 8 > ta rumuhun. ri mdang. ri poh pitu. rakai mataram. sang ratu sajaya.  ri mahrja rakai panangkaran.ri mahrja rakai panunggalan. ri mahrja rakai warak.ri mahrja rakai garung.ri mahrja rakai pikatan

< 9 > ri mahrja rakai kayuwai.ri mahrja rakai watuhumalang. lwiha sangk rik landap nyn pakaapathari mahrja rakai watukura  dyah dharmmodaya mahambhu.

Bisa juga dipahami bahwa angka 9 lubang (mikrokosmos) pada ciri tubuh manusia sebagai fakta empirik, atau realitas alat mengetahui (aposterori) dengan kekuatan panca indra manusia.  Sedangkan 9 mata angin adalah personifiksi pada idea yang baik, atau jiwa manusia yang bersifat non empirik (apriori). Maka prasasti Meteseh ini adalah wujud miniatur Alam semesta dan kolerasinya dengan diri manusia. 

Korelasinya bahwa nafas manusia selalu ada unsur angin agar bisa hidup. Akhirnya mutu manusia adalah kemampuan mensintesiskan (aposterori, apriori) pada 9 unsur manusia, dan 9 unsur alam atau disebut "Cipta Waskita"  artinya  batin yang dapat mengetahui apapun yang bakal terjadi. Output  "Cipta Waskita" manusia dapat memahami dalam konteks {"becik ketitik ala ketoro"} artinya baik pasti dapat terlihat (mata batin) adapun yang jelek akan terbukti  (kelihatan mata jasmani atau fakta).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun