Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polisiku Sayang Polisiku Malang

10 Maret 2010   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari yang lalu Polri khususnya di Makassar Sulawesi Selatan, menghadapi tugas yang berat, yaitu terjadinya semacam “clash” antara polisi dengan organisasi mahasiswa Islam terbesar dan tertua di Indonesia, HMI. Sebagai buntut dari pengrusakan Kantor Sekretariat HMI Cabang Makassar oleh oknum polisi tersebut, maka terjadilah demo serupa di beberapa kota di Indonesia oleh HMI, termasuk di Jakarta.

Demo-demo oleh mahasiswa atau LSM akan terus terjadi sebagai konsekwensi logis dari sebuah Negara demokrasi bebas seperti Indonesia, seiring dengan reformasi yang terjadi sejak jatuhnya Pemerintahan Soeharto. Demo ini akan lebih marak lagi dengan adanya semacam “ketidak-sesuaian” antara keputusan sidang paripurna DPR tentang kasus bail out Bank Century, dimana di satu sisi DPR memutuskan, bahwa ada masalah dengan kebijakan bail out itu, Pemerintah (SBY) tetap berpendirian bahwa “tidak ada yang salah” dengan kebijakan bail out tersebut. SBY malah menganggap Boediono dan Sri Mulyani, “berjasa” besar dalam menyelamatkan ekonomi Indonesia dari krisis yang parah.

Sikap yang bertolak-belakang ini, ini diduga akan mengakibatkan kekecewaan sebagian rakyat Indonesia. Apalagi bila ada pihak-pihak yang tidak senang kepada SBY dan Partai Demokrat, maka demo-demo akan semakin banyak dan semakin besar. Mereka menggunakan demo itu untuk menaikkan popularitas, baik bagi partai maupun pribadinya, agar mendapat dukungan suara yang lebih besar pada PEMILU 2014. Mereka berani mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai demonstran profesional (demo bayaran) ini.

Tugas polisi lainnya yang menonjol akhir-akhir ini adalah menghadapi terorist.. Baru-baru ini kita dikejutkan dengan terjadinya penyerangan dan penangkapan terhadap terorist di Aceh, yang meyebabkan tiga orang polisi tewas. Dan yang ”paling anyar” adalah ditembaknya tiga orang yang diduga terorist pada hari Selasa, 9 Maret kemarin. Salah seorang di antaranya adalah Dulmatin, terorist yang dicari bukan hanya oleh Indonesia, tetapi juga oleh Filipina dan Amerika Serikat. Amerika Serikat bahkan menjanjikan akan memberikan hadiah 10.000 dolar AS (hampir Rp.100 juta), bagi siapa yang dapat menangkapnya, baik hidup atau mati. Semoga ini benar-benar dipenuhi oleh AS. Lumayan untuk uang insentif bagi para polisi kita, khususnya pasukan anti teror, Densus 88 yang telah berjasa melumpuhkan para terorist tersebut. Sebagian uangnya, mungkin ada baiknya dibagikan kepada keluarga polisi yang tewas di Aceh.

Polri Setelah Reformasi

Seiring dengan era reformasi, maka dalam menghadapi demo, Polri tidak boleh lagi seperti zaman Soeharto. Polisi saat ini lebih bersifat devensive (bertahan), bukan opensive (menyerang), sehingga kita lihat mereka sering-didorong-dorong oleh para demonstran bahkan dilempari batu, sehingga beberapa diantarany terluka dan harus dirawat. Untungnya, polisi kita saat ini sudah dilengkapi alat perlengkapan yang cukup untuk melindungi keselamatan mereka seperti helm, tameng dll, dan kalau situasi mulai tak terkendali, mereka menggunakan water canon (alat penyemprot air) dan gas air mata, yang sangat efektif unuk menghentikan demo yang brutal dan tak terkendali.

Hal ini memang konsekwensi logis dari Visi dan Misi Polri, yang telah berubah sejak adanya Reformasi Polri, yang dimulai sejak dipisahkannya organisasi kepolisian dari lingkungan militer berdasarkan TAP MPR No VI Tahun 2000 tentang Pemisahan Polri dari TNI dan TAP MPR No VII Tahun 2000 tentang Peran Polri dan TNI.


Visi Polri: Polri yang mampu menjadi pelindung Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia, pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

Misi Polri: Berdasarkan Visi tersebut, Misi Polri antara lain:


  • Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarakat bebas dari gangguan fisik maupun psykis.
  • Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum masyarakat (Law abiding Citizenship).
  • Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.
  • Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma - norma dan nilai - nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Mengelola sumber daya manusia Polri secara profesional dalam mencapai tujuan Polri yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat
  • Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sejalan dengan Reformasi Polri tersebut, Polri ini saat ini tidak boleh lagi melakukan tindakan-tindakan represif seperti pada era Orde Baru, yang menempatkan Polripada pihak yang paling benar. Kultur polisi lama yang represif, arogan, eksklusif, dan merasa paling benar tidak layak lagi untuk digunakan. Norma-norma demokrasi, seperti kesetaraan, keadilan, independen, dan transparan, menjadi pedoman kerja Polri sehari-hari (Polri go id)

Beberapa Masalah Yang Harus Ditanggulangi Polisi

Beberapa masalah yang melibatkan Kepolisian, yang harus mendapat penanganan yang sangat serius antara lain:

Korupsi

Korupsi yang terjadi di banyak Kementerian dan Lembaga Non Departemen, baik yang terjadi di tingkat Pusat, Provinis maupun Kabupaten/Kota, termasuk Kasus dana bail out Bank Century, yang diduga terjadi tindak kejahatan korupsi. Korupsi ini di Indonesia, yang sudah mewabah, bahkan sistemik, yang terjadi sejak masa pemerintahan Soeharto, yang melibatkan berbagai pejabat tinggi negara, termasuk anggota DPR, Direksi Bank Indonesia (BI), Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, anggota DPRD baik Provinsi mapun Kabupaten/ Kota. Hampir setiap hari kita menyaksikan kasus korupsi di media cetak maumpun elektronik.

Indonesia masih menduduki ranking pertama sebagai negara paling korup di Asia Pasifik Indonesia, dari 16 negara tujuan investasi di Asia Pasifik. Demikian hasil survei bisnis yang dirilis Political & Economic Risk Consultancy atau PERC . Posisi kedua ditempati Kamboja, kemudian Vietnam, Filipina, Thailand, India, China, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Makao, Jepang, Amerika Serikat, Hongkong, Australia, dan Singapura sebagai negara yang paling bersih.   (Kompas com). Jelas dan nyata,pemerintahan SBY yang sudah berlangsung lebih dari lima tahun, yang katanya bercommitment tinggi untuk memberantas korupsi, belum menunjukkan hasil apa-apa.

Terorist

Ancaman terorist tampaknya akan semakin meningkat. Peristiwa terorist, yang terbaru adalah yang terjadi di Aceh. Tiga anggota Kepolisian dan satu orang dari Kelompok bersenjata diduga teroris dilaporkan tewas dalam pertempuran di hutan Lamkabeu, Seulimum, Banda Aceh, Kamis lalu. Korban tewas yaitu Bripda Darmansyah, Bripda Hendrik Kusumo dari Brimob Polda Aceh, dan Briptu Boas Waoisi dari Densus 88 antiteror. Dua sipil yang diduga teroris belum diketahui identitasnya. Ada 21 tersangka terorist Aceh yang sudah di tangkap, termasuk 1 tewas. Dicurigai Aceh dijadikan tempat pelatihan terorist internasional.

Masih terkait dengan terorist di Aceh, Selasa siang, tiga orang terorist tertembak mati di daerah Pamulang, Tangerang, Banten. Salah seorang diantaranya adalah Dulmatin, terorist ahli pembuat bom explosive tinggi, yang terlibat dalam bom Bali yang menewaskan lebih dari 200 jiwa itu.Dua yang lain adalah Hasan dan Ridwan, pembantu Dulmatin

Demonstran

Polri berkewajiban mengamankandemo-demo yang terjadi setiap hari di Jakarta dan kota-kota besar di seluruh Indonesia. Kasus terbaru adalah demo mahasiswa HMI, yang dipicu oleh pengrusakan Sekretariat HMI Cabang Makassar oleh oknum Polri di Makasaar, Sulsel, yang terjadi pada Rabu malam yang lalu. Demo tersebutmemicu demo-demo serupa di berbagai kota besar di Indonesia. Oknum polisi yang sudah diambil tindakan tegas adalah Aipda Sut, Briptu Sar, AKP Eli dan Aiptu Kan, sudah dijadikan tersangka dan ditahan di sel tahanan Polwiltabes Makassar. Dengan tetap ”ngeyel”nya SBY membela Boediono dan Sri Mulyani, dapat dipastikan demo-demo akan terus terjadi di seluruh Indonesia, bukan hanya di Jakarta, tapi juga di seluruh povinsi, bahkan sampai Kabupaten/ Kota

Narkoba.

Tugas berat Polri lainnya adalah penanggulangan penyalahan-gunaan narkoba. Indonesia dengan penduduk lebih 230 juta, merupakan pasar yang menggiurkan bagi sindikat narkoba internasional. Minggu lalu terjadi usaha penyelundupandari India, sebanayk 7.800 gram dengan nilai 7,8 milyar melibatkan warga India. Senin, 8 Maret telah diketemukan lagi narkoba di gudang bandara Cengkareng, yang diselundupkan di dalam kompnen mobil seberat 10 kg dengan nilai 10 milyar, yang dibawa oleh maskapai penerbangan Yaman Airlines. Berdasarkan siaran TVOne Jumat pagi 12 Maret, kemarin dibongkar lagi usaha penyelundupan narkoba dari Malaysia di Bandara Cengkareng seberat 44 kg dengan nilai lebih Rp. 96 milair. Ini penyelundupan terbesar dalam sejarah kejahatan narkoba di Indonesia. Masalahnya, Indonesia disamping sebagai pasar yang luas, harga Narkoba di Indonesia termasuk paling tinggi di dunia, hanya kalah dari Jepang. Bisnis internasional yang sangat menguntunkan (hebat ya kemampuan ekonomi Indonesia, sayang dalam hal yang negatif).

Uang Palsu

Peredaran uang palsu bukan main banyaknya, yang sangat merugikan masyarakat. Ini salah satu tugas kepolisian yang cukup menyita waktu dan tenaga untuk memberantas atau setidaknya menguranginya. Sudah ada miliaran uang palsu yang diketemukan. Malah keluarga Cendana (anak-anak Soeharto) dilaporkan diduga terlibat dalam pembuatan uang palsu ini, terutama saat musim kampanye PEMILU beberapa waktu yang lalu (Yahoo groups)

Menurut Deputi Gubernur S Budi Rochadi, pada masa kampanye pemilu jumlah peredaran uang meningkat 10-20 persen. Berarti porsi peredaran uang palsu juga meningkat. Kepala staf harian Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal), Landjar Sutarno mengatakan terdapat 26.456 lembar uang palsu yang beredar selama tahun 2008 dengan nominal Rp 1.547.755.000. (Detik Finance)

Sebagai contoh, peredaran uang palsu (Upal) di DI Yogyakarta tahaun 2009, meningkat hingga 100 persen dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2008, Bank Indonesia (BI) menemukan uang palsu sebanya 474 lembar senilai Rp 36,76 juta. Sedangkan pada tahun 2009, jumlah uang palsu sebanyak 905 lembar atau senilai Rp 77,57 juta.". Selain itu, ditemukannya percetakan uang palsu di DIY beserta jaringan pengedarnya. DIY bukan hanya daerah peredaran upal saja tetapi juga daerah pembuatan (Detik Finance).

Pembobolan ATM Bank

Kejahatan lain yang berkembang akhir-akahir ini adalah pembobolan uang nasabah Bank melalui Karutu ATM duplikat, yang merugikan nasabah miliran rupiah, yang sampai saat ini masih terjadi. Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengawasan Bank Budi Rochadi menyatakan, pembobolan uang nasabah enam bank di Bali mencapai Rp 4 miliar. "Angka tersebut masih bergerak terus," ujarnya. Keenam bank itu adalah Bank Central Asia, BNI, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Internasional Indonesia. (Tempo Interaktif). Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang mengatakan, dari 13 pelaku pembobolan dana nasabah beberapa bank yang berhasil ditangkap, sebagian merupakan profesional yang sangat menguasai pembobolan uang nasabah melalui ATM.

Ia menjelaskan, dari para tersangka ditemukan data digital kartu ATM milik nasabah di beberapa bank yang berhasil didapatkan secara ilegal. Tak tanggung-tanggung, mereka berhasil mencuri data digital kartu ATM berserta nomor PIN dari 264.000 kartu. "Yang berhasil direkam 264.000 nomor PIN," (Kompas com)

"Dari laporan terakhir bank, sampai dengan 22 januari 2010, dana yang sudah dibobol sekitar Rp5 miliar dari empat bank," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi A Johansyah (Antara News)

Tawuran Massal

Tawuran massa akhir-akhir ini sangat sering terjadi, padahal penyebabnya hanya sepele, seperti tawuran antar suporter sepak bola, tawuran antar kampung, dan lain sebagainya. Sudah banyak terjadi korban, baik pihak warga maupun kepolisian.

Korban terakhir di pihak kepolsian adalah tewasnya Komandan Kompi Pengendalian Massa Polres Metropolitan Tangerang AKP Saptomo, saat melerai tawuran antara suporter Persikota Tangerang dengan warga, Selasa, 22 Desember 2009 malam. Selain memakan korban jiwa, lima suporter Persikota juga terpaksa dilarikan ke RSUD Tangerang karena terkena tembakan saat tawuran usai menyaksikan pertandingan sepakbola antara Persikota melawan Pro Duta Yogyakarta di Stadion Benteng.(Batavianese co id)

Kejahatan lain

Disamping itu, masih banyak kejahatan lain yang semakin meningkat seiring dengan sulitnya mencari pekerjaan, apalagi dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak kebjikan pasar bebas (free trade), antara China dengan ASEAN, adalah:

-Curanmor (pencurian kendaran bermotor)

-Perampokan/ penodongan

Dan lain-lain

Polisi yang dipecat

Sebanyak 300 hingga 350 personel Kepolisian RI (Polri) setiap tahunnya dipecat akibat melakukan tindakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). ”Sampai saat ini sudah lebih dari 5.000 kasus pelanggaran HAM. Dari jumlah tersebut sebanyak 300 pelaku sudah dipidana,” .

Jumlah personel Polri saat ini tercatat 374.526 orang. Terdiri atas 214 perwira tinggi, 8.887 perwira menengah, 25.229 perwira atas, 338.799 bintara dan 1.397 tamtama. Anggota kepolisian dengan pangkat bintara tersebut mencakup 90,46% dari jumlah anggota Polri di seluruh Indonesia. Dengan jumlah yang hampir 100% tersebut, potensi untuk melanggar hak asasi manusia (HAM) sangat besar. Karenanya, anggota bintara tersebut mempunyai pendidikan yang kurang, dukungan dan kondisinya minim sehingga sarana tidak memadai. Demikian kata Kepala Divisi Hukum Polri, Irjen Pol Aryanto Sutadi (Satudunia Net)

Kasihan Polri, tugas berat dipundak mereka untuk mengamankan kita semua dengan gaji yang relatif kecil, sehingga ada yang ”nekad” mencari uang tambahan dengan berbagai cara yang tidak halal, termasuk melakukan ”backing” terhadap tindak kejahatan, atau terlibat kasus narkoba, melakukan pungli terutama polisi lalu lintas, dan lain sebagainya.

Banyak oknum Polri yang terlibat narkoba di berbagai kota di Indonesia. Di Bandung, misalnya, aparat kepolisian menangkap enam anggota polisi, yang diduga terlibat jaringan narkoba dalam dua pekan terakhir. Bahkan, pekan lalu Satuan Reserse Narkoba Polwiltabes Bandung menangkap dua anggota polisi yang kedapatan menjual sabu-sabu. Sebelumnya, Direktorat Reserse Polda Jabar menangkap tiga anggota polisi Polwiltabes Bandung yang diduga anggota sindikat peredaran sabu-sabu. Dua anggota polisi yang ditangkap Satnarkoba Polwiltabes Bandung, berinisial Ae Dan Fr. Tersangka Ae yang berpangkat perwira, adalah anggota Polresta Cimahi. Sementara Fr yang masih bintara, bertugas di Unit Lalu Lintas Polresta Bandung Barat. (Pikiran Rakyat, 10 Maret 2010)

Di Aceh, selama tahun 2009, terdapat 18 orang penegak hukum yang terlibat kasus narkoba. Terdiri atas 4 TNI, dan 14 Polri. (TGJ Co id)

Namun disamping ”rapor” buruk tersebut, kita juga harus menghargai dan berterima-kasih kepada polisi yang telah mengamankan dan melindungi kita dari segala tindak kejahatan. Yang terbaru adalah dilumpuhkannya terorist di Pamulang tersebut. Kita mengucapakan selamat atas keberhasilan terbunuhnya tiga orang teroris tersebut pada hari Selasa 9 Maret kemarin, salah seorang di antaranya Dulmatin, terorist ahli perakit bom bertaraf internasional itu.

Mengingat tugas dan tantangan Polri yang berat itu, sudah selayaknya Pemerintah meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan bagi anggota mereka, terutama yang berpangkat rendah, yang justru berada di garda terdepan dalam mengamankan dan melindungi rakyat dari berbagai kejahatan, agar mereka dapat lebih profesional sebagai polisi dan tidak terlibat dalam berbagai bentuk kejahatan. Semoga.

Oooooh, Polisisi-ku sayang,…… polisi-ku malang

Oleh: Bakaruddin Is

Baca juga artikel terkait:

Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai

SBY Menantang DPR

Kaiamatkah Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun